Lihat ke Halaman Asli

Himakua IPB Adakan Aquaculture Student Conference dan Aquaculture Innovation

Diperbarui: 27 Oktober 2021   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Bogor (9/10) - Industri akuakultur memiliki peranan penting untuk menyediakan kebutuhan pangan sehat dari produksi ikan dan sumber protein perairan lainnya. Perkembangan akuakultur bukan sekadar peningkatan produksi namun juga menghasilkan produk berkualitas dengan cara yang efektif dan efisien. Penerapan teknologi dengan manajemen produksi yang kreatif dan inovatif menjadi hal yang dituntut dari peran pemuda untuk menciptakan "Sustainable Aquaculture". Ketua HIMAKUA IPB, Muhammad Roikhan Amanullah mengatakan bahwa "Sebagai seorang pemuda yang menempuh pendidikan dalam dunia akuakultur, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk mendorong semangat agent of change, dalam hal ini adalah pemuda untuk menunjukkan kontribusinya dalam perkembangan dunia perikanan". 

"Aquaculture Student Conference (ASC) dan Aquaculture Innovation Competition (AIC) merupakan rangkaian dari AQUAFEST 2021 yang kami harapkan dapat menjadi wadah bertemunya para pemuda-pemuda kreatif, inovatif, dan tentunya memiliki keinginan untuk involve dalam perkembangan dunia akuakultur melalui peran yang proaktif" tambah Muhammad Syifa Fahrezi selaku Ketua Pelaksana AQUAFEST IPB 2021.

Aquaculture Student Conference (ASC) hadir dengan tema "Youth Action to Create a Better Aquaculture Environment". Kegiatan ini sukses dilaksanakan pada tanggal 11, 12 and 19 September 2021, dengan total 30 delegasi yang berasal dari beberapa negara ASEAN, yakni Indonesia, Philippines, Vietnam, dan Malaysia. 

"Saat ini mulai dikembangkan Millennial Farming System (MSF) yang menjadi inovasi pada budidaya udang, dan kita membutuhkan inovasi-inovasi lainnya dari peran para pemuda yakni dengan mengembangkan digital technology for aquaculture seperti penerapan artificial intelligence, augmented reality, big data dan instrumentasi teknologi lainnya untuk pengembangan dunia akuakultur", ungkap Zaki Mubarok Ph.D selaku Working Team of Minister of Marine Affairs and Fisheries Specialising on the Law of The Sea dalam Webinar ASC pada 11 September 2021.

Konferensi dilaksanakan pada 12 September 2021 dengan membahas beberapa topik yang diajukan oleh representasi delegasi dari Indonesia, Philippines, Vietnam, dan Malaysia. 

Diskusi dan transfer information berjalan dengan intens dan menarik. Pembahasan topik utama mengenai pengurangan limbah melalui technology approach dan peran para stakeholder terktait peraturan manajemen akuakultur menjadi poin penting dari hasil diskusi konferensi ASC. Hari terakhir dari rangkaian ASC adalah dilaksanakannya culture exchange dan awarding pada 19 September 2021. Terdapat dua kategori award untuk para delegasi, yaitu Best Delegate dan Best Infographic.

Best Delegate diberikan kepada Ryan V Fabay dari Philippines sebagai 1st Best Delegate, Hidayatush sholihin dari Indonesia sebagai 2nd Best Delegate, dan Khoirunnisa Putri Maisaroh dari Indonesia sebagai 3rd Best Delegate. Pemenang kategori Best Infographic diberikan kepada Qudratullah Hosseinn Motahhari dari Indonesia sebagai 1st Winner, Annisa Maghfiranti Yasmin dari Indonesia sebagai 2nd Winner, dan Zoren Francis Acebuque dari Philippines sebagai 3rd Winner.

"Selain meningkatkan sikap kolaboratif melalui konferensi, kami juga mengajak para pemuda untuk meningkatkan sikap kompetitifnya dalam mengasah critical thinking dan creativity melalui kegiatan Aquaculture Innovation Competition (AIC), yang dapat menjadi sarana pendukung untuk young entrepreneurs dalam membuat ide start up yang dimilikinya. Kami berkolaborasi dengan beberapa expertise yang berasal dari berbagai start up akuakultur yang telah berkembang seperti Jala, Infishta, Alune, Satuair, dan Udadi Fish untuk menjadi mentor bagi 10 tim terpilih dalam mengembangkan ide start up yang dibuatnya. Selain itu kami juga turut berkolaborasi dengan HATCH, yang merupakan akselerator akuakultur terbesar yang juga merupakan venture capital" jelas Muhammad Syifa Fahrezi.

Dokumen pribadi

AIC 2021 mengangkat tiga tema besar dalam start up akuakultur, yaitu Aquaculture Technology, Aquaculture Marketplace, dan Aquaculture Funding & Business. Kegiatan dilaksanakan pada 15 Agustus 2021 -- 3 Oktober 2021, dan dibuka untuk seluruh undergraduate dan fresh graduate se-ASIA. 

Mentoring and Coaching dilaksanakan pada 13-22 September 2021 untuk 10 team terpilih, yang akan dibimbing secara langsung oleh para mentor berpengalaman. Pitching day dilaksanakan selama dua hari yakni pada 25-26 September 2021, dimana 10 team terbaik melakukan pitching ide start up mereka dihadapan juri yang dihadiri oleh beberapa venture capital seperti Hatch, East Venture, Gayo Capital, dan UMG Idealab. 

The Best pitching diumumkan pada 3 Oktober 2021 dengan tiga tim terpilih, yaitu : (1) SMASEC Aquaculture dengan anggota Ahmad Qaedi Luthfi, Gumilang Alhafiz, dan Muhammad Zakaria Al Amin; (2) Aquino dengan anggota Dito Naufal Orlando, Abdilah Nur Hidayatulloh, dan Monica Suprajaya Duta Nagari; dan (3) TendFish dengan anggota Siti Nur'aeni, Annisa Bella, dan Silthan Firdaus Agustino.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline