Kau sendiri tak lagi mengenal cinta yang membuatmu tersenyum, cinta seperti mawar merah nan segar berhias embun pagi, bergairah, mempesona. Adakah kini kau temukan cinta seperti itu?
Karena mawar itu kini telah tumbuh terlalu besar, me-nyemak, melilit, menjulur kemana-mana. Tak mampu jua kau temukan pucuknya, tempat mawar itu bertakhta. Hanya dahan-dahan berduri yang lintang-melintang melilit disekujur tubuhmu.
Itulah cintamu, cinta yang kini kau rasakan teramat menyiksa.
Tak lagi mampu kau suguhkan mawar itu didepan kekasihmu, karena tanganmupun tak mampu meraih pucuk mawar yang jauh melampaui kepalamu. Tangan dan tubuhmu kini terpasung. Hanya duri-duri tajam yang tampak dari dirimu. Semoga kekasihmu tau, bahwa duri-duri itulah akar-akar cintamu.
Mawar itu telah tumbuh melampaui wadahnya. Cinta itu telah meluap menghancurkan cawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H