Lihat ke Halaman Asli

Saya Ingin Kudus Punya Ruang Publik yang Lebih Baik

Diperbarui: 1 Oktober 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya asli Kudus. Tinggal dan menetap di kota yang sangat rindang oleh akulturasi budaya peninggalan Sunan Kudus. Kota ini terlihat kecil dibanding kota-kota tetangga. Biar kecil, kota yang dilindungi dua wali ini memiliki riwayat perindustrian yang sangat baik. Terutama di bidang produk yang memang lahir di sini dan berkontribusi besar dalam hal cukai; rokok. Buktinya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang tersebar. Sehingga “buruh” menjadi profesi mayoritas yang tak terhindarkan. Mulai dari buruh PT. Polytron, buruh pabrik jenang, buruh PT. Pura, dan yang paling banyak cabangnya, PT. Djarum. Para buruh yang sehari-hari mendekami pabrik tentu merasa jenuh. Setelah berjam-jam menghadapi mesin mereka ingin melepas penat di suatu tempat. Tempat tersebut bisa taman kota, hutan kota, atau alun-alun.

Namun sejauh ini, Kudus belum memiliki ruang publik yang memadai. Seperti yang kita ketahui, ruang publik adalah tempat yang disediakan oleh pemerintah untuk digunakan dan dinikmati masyarakat secara cuma-cuma tanpa mengambil keuntungan. Dalam pengamatan saya sebagai warga, terhitung sudah ada tiga ruang publik kota. Yakni alun-alun Kudus, taman GOR Kudus dan Taman Ganesha. Sebenarnya ada banyak taman lainnya, namun berbayar, hingga taman-taman tersebut tidak bisa dimasukkan dalam kategori ruang publik. Selain itu, ada ruang publik seperti Taman Tugu Identitas Kudus yang sekarang telah disewa oleh Hypermart Ekstension Mall. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan masyarakat.

Ketiga ruang tersebut pun belum bisa difungsikan secara maksimal karena semua aktivitas publik masih berpusat di alun-alun Kudus. Mulai dari Car-Free Day (CFD) yang diadakan setiap Minggu pagi dengan menyetop beberapa jalur vital di sekitarnya, acara-acara berbasis kedinasan, hingga kegiatan indie berbasis komunitas digelar di sana. Alun-alun menjadi landmark yang sangat multifungsi. Apalagi sekarang telah dibangun icon COC (City of Cretec) di taman hijau yang menghubungkan taman pendopo dan Taman Bojana.

Urgensi Ruang Publik

Ruang publik adalah tempat rekreasi mini. Seperti halnya tempat rekreasi, ruang publik berperan penting untuk memudarkan kejenuhan, meredam stress, dan sebagai tempat membasuh pikiran. Apalagi sekarang ini menjamur kalimat “kurang piknik” untuk merespon kepenatan netizen di medsos. Maka betapa ruang publik menjadi rujukan agung yang murah meriah.

Ruang publik merupakan tempat utama event-event kedaerahan. Di Kudus sendiri ada event akbar tahunan, yakni Kirab Budaya Dandhangan yang pesertanya merupakan semua institusi di Kudus dan penontonnya dari berbagai kota.

Selain itu, ruang publik menjadi tempat komunitas menggiatkan aktivitasnya. Mulai dari mengembangkan kreativitas, sarana bersosialisasi, dan tempat untuk jagong. Sejauh ini ada banyak sekali komunitas di Kudus. Biasanya tumpah-ruah saat Car-Free Day atau di hari Minggu. Bisa kita lihat betapa padatnya alun-alun—yang sejauh ini selalu menjadi pusat kegiatan publik—oleh aktivitas berbagai komunitas.

Nasib Taman-taman di Kotaku

Seperti yang sudah saya paparkan di atas, Kudus memiliki banyak sekali taman. Pertama, Taman Krida. Taman ini merupakan tempat bermain anak-anak dan patung margasatwa. Namun taman ini berbayar, sehingga bukan termasuk ruang publik.

Kedua, Taman Bojana. Sampai sekarang saya masih bingung kenapa tempat ini bisa disebut taman. Pasalnya, tempat ini adalah perkampungan kios-kios elektronik, warung makan, dan tempat jual koran. Bahkan ruang terbuka hijaunya hanya di pinggir jalan nyaris seperti jalur hijau saja, bukan taman.

Ketiga, taman Tugu Identitas. Berbicara mengenai taman ini, saya jadi terkenang dengan keelokan taman ini saat dulu. Sering digunakan untuk tempat meeting berbagai komunitas. Namun sekarang, taman ini telah disewa oleh Hypermart ekstension mall. Meskipun taman tersebut direnovasi menjadi berbunga-bunga, namun tingkat kenyamanan masyarakat dalam menggunakannya sebagai ruang publik jelas berkurang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline