Pandemi virus corona (covid-19) melanda dunia awal tahun 2020 dan masuk Indonesia diketahui bulan Maret 2020 juga. Sejauh ini penanganan oleh pemerintah dengan segala kekurangannya juga telah dilakukan secara all out, meskipun hasilnya belum memuaskan semua pihak.
Selama belum ada vaksin serta obat untuk covid-19 tersedia, maka kita hanya mampu menghambat penyebarannya dengan selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya.
Sejalan dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut, tidak ada salahnya masyarakat secara mandiri berusaha berpartisipasi dalam mencegah penyebaran virus covid-19 dengan cara meningkatkan kebugaran fisiknya.
Dengan kebugaran fisik yang prima mengakibatkan imunitas atau kekebalan tubuh meningkat, sehingga tidak mudah terserang penyakit termasuk kemungkinan virus covid-19 tersebut.
Dalam rangka inilah saya mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kebugaran fisiknya dengan cara berolahraga secara teratur dan terukur. Teratur artinya dilakukan secara pasti seperti setiap hari atau seminggu 3 (tiga) kali. Sedangkan waktu yang terukur artinya berapa lama serta disesuaikan dengan kondisi fisik dan usia masing-masing orang.
Adapun bentuk atau macam olahraganya terserah kepada masing-masing orang. Dapat berbentuk permainan, atletik, senam, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan kegiatan olahraga tersebut, biasanya dibagi kedalam tiga tahapan.
Diawali dengan pemanasan, kemudian gerakan inti atau pokok, dan diakhiri dengan gerakan pendinginan. Sedang lamanya olahraga juga disesuaikan dengan masing-masing orang, disesuaikan dengan usia, kebugaran fisik, dan sebagainya, sehingga pengaturan tahapan pelaksanaan olahraganya menyesuaikan, yang penting bagian inti atau pokoknya paling lama.
Berhubung pada saat ini saya sudah berusia 78 tahun, maka olahraga yang saya lakukan saat ini sangat selektif, yaitu jalan kaki, senam, serta kadang-kadang bersepeda. Karena kegiatan olahraga yang saya lakukan relatif tiap hari (apalagi selama pandemi ini ibarat tiada hari tanpa olahraga), maka waktu yang dibutuhkan cukup 30 menit.
Dengan rincian 5 (lima) menit gerakan pemanasan, 20 (dua puluh) menit gerakan inti, dan 5 (lima) menit gerakan pendinginan. Meskipun demikian bila suatu saat tidak bisa tiap hari olahraga, maka sebagai gantinya dilakukan 2 (dua) hari sekali dengan lama waktu 60 (enam puluh) menit dengan perincian tahapan menyesuaikan.
Sejalan dengan makin berkembanganya pandemi covid-19 ini, saya juga berusaha mempertahankan kebugaran fisik saya bahkan bila mungkin lebih meningkat. Alhamdulillah, dengan doa dan usaha selama masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar), olahraga saya dengan tambahan breathing exercise (olahraga atau latihan pernafasan khusus), kebugaran fisik jadi meningkat.
Hal ini meskipun hanya secara subyektif dapat dilihat dan dirasakan yakni, pada saat olahraga jalan kaki dengan lama waktu tempuh yang sama, jarak yang dicapai lebih jauh, tanpa terasa efek negatif, serta tidur terasa lebih nyenyak.