Lihat ke Halaman Asli

Kutu Kupret!! Puisi 50K

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Kutu Kupret”

Jalan-jalan di pinggir Pelabuhan Sunda Kelapa

Angin meliuk-liuk datang bersama kabut

Duhai aku malu, harus lebih dahulu menegur sapa

Perempuan berkebaya yang malu menyahut

**

Penari Ronggeng berjoget hingga pagi

Ku lirik dia masih berdiri di sana

Dibujuk menari bersama para pedagang Tiongkok

Para ca bau kan melirik cemburu ke arahnya

Menarik kain kebayanya hingga corak-poranda

Apa sebutan para perusak gaun itu? Masih pantaskah dijuluki perempuan

**

Kapal-kapal bersandar di tepi pelabuhan Sunda kelapa

Terik matahari mengosongkan kulit dan mencairkan keringat

Siapa sangka hadirnya si busuk bertengger di daun kelapa

Merusak buah yang akan jatuh ke tanah

Bukannya dia harus dibasmi, namun dia malah yang membasmi

Dasar Kutu kupret

Gelandangan berjalan membujuk perempuan-perempuan

Perempuan di Batavia menangis karena kutu si binatang busuk

Perempuanku jadi tak mampu bersuara dan enggan membalas senyumku

**

Kutu Kupret!!

Dasar penghalang tak tahu diri

Kecil-kecil tapi berkuman

Kuman yang terselubung

Ya, perempuanku-si gaun berkebaya, lenyap di bawa lari oleh si kutu kupret!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline