Lihat ke Halaman Asli

Sudah Sejauh Mana Pendidikan Seks Anak-anak Kita?

Diperbarui: 4 April 2020   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengajari anak tentang seks. (sumber: YiorgosGR via kompas.com)

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata sex?

Dimulai dari hal yang buruk sampai dengan yang baik pasti terlintas, tetapi pemikiran yang lebih mendominasi adalah pikiran jorok dan tabu. Tidak heran jika sex dinilai sebagai kata yang bermakna buruk di Indonesia.

Padahal ketika kita lihat kembali dalam kamus bahasa Inggris arti pertama untuk sex adalah jenis kelamin, yang secara umum dimiliki oleh setiap manusia. 

Teringat ajaran dosen pengampu mata kuliah perlindungan perempuan dan anak pada masa kuliah bahwa sex juga merupakan 'god given' yang dianugerahkan kepada manusia. 

Misalnya dalam pengertian seorang perempuan yang memiliki vagina, memiliki payudara, memiliki rahim, suara yang merdu, dll. Sedangkan laki-laki memiliki penis, memiliki jakun, memiliki suara yang berat, tumbuh kumis, berdada bidang, dll. Dari kedua perbedaan tersebut tentu memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda, sehingga memberikan keduanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Dalam praktiknya jarang ditemui edukasi yang menjelaskan bahwa keduanya antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki memiliki fungsi yang berbeda dan keduanya juga sama-sama penting.

Lalu, apakah ilmu yang terdapat dalam mata pelajaran biologi di masa SMP ataupun SMA tidak cukup untuk memberikan edukasi tentang alat kelamin?

Nyatanya, selama menempuh sekolah menengah baik menengah pertama maupun menengah atas, pelajaran sex yang seringkali ditemui adalah mengenai apa itu alat kelamin perempuan, apa itu alat kelamin laki-laki, bagaimana fungsi keduanya dan nama ilmiahnya dan untuk selanjutnya tidak tahu bagaimana pentingnya menjaga, bagaimana memelihara dan bagaimana cara agar keduanya tetap menjadi hak milik yang sangat berharga. 

Pembelajaran sex sendiri akan lebih efektif dikenalkan ketika sejak masih anak-anak. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti dari alat kelamin sendiri, tujuan selanjutnya mengurangi tingkat pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak yang sangat rentan untuk menghadapi kejahatan tersebut.

Mempelajari pola pikir anak sangatlah kompleks, karena begitu mengalami hal yang baru anak-anak cenderung enggan untuk menceritakannya kepada orang dewasa kecuali dia adalah seorang yang nyaman untuk diajaknya berbagi.

Tingkat kenyamanan anak terhadap orang dewasa sendiri sangat berbeda, mood, keinginan dan beberapa faktor lainnya mempengaruhi untuk menciptakan tingkat kenyamanan tersebut. Sehingga, akan sedikit sulit untuk mencari tahu apa yang benar-benar mereka alami selama seharian penuh yang telah mereka alami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline