SMP Negeri 25 Surakarta menggelar kegiatan dengan judul Edukasi Pencegahan Stunting. Acara ini digelar sebagai bentuk bahwa SMP Negeri 25 Surakarta sebagai Sekolah Siaga Kependudukan.
Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh siswa siswi kelas VII SMP Negeri 25 Surakarta yang berjumlah.... Sebagai nara sumber dalam kegiatan ini adalah Kepala SMP Negeri 25 Surakarta Ibu Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperi Edukasi kepada para siswa tentang Stunting. Dimana yang dimaksud dengan Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kurangnya asupan gizi.
Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.
Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting. Namun anak yang mengidap kondisi ini pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Kondisi ini disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Namun, penyebab stunting yang paling banyak adalah karena kekurangan gizi.
Terdapat dua poin penting yang menjadi faktor utama terjadinya stunting pada anak, di antaranya yaitu:
- Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Selama Hamil
- Kasus stunting terjadi sejak anak berada dalam kandungan. Hal ini dapat terjadi akibat makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang bergizi sehingga janin tidak mendapatkan cukup nutrisi. Akhirnya, pertumbuhan janin dalam kandungan mulai mengalami hambatan dan terus berlangsung hingga setelah kelahiran. Maka dari itu, penting memastikan ibu mengonsumsi .
- Kebutuhan Nutrisi Anak Tidak Tercukupi
- Kondisi ini bisa terjadi setelah kelahiran, tepatnya di saat anak di bawah usia dua tahun namun kebutuhan asupan gizinya tidak terpenuhi. Asupan yang dibutuhkan tersebut meliputi ASI dan MPASI (makanan pendamping ASI).
Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak. Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting adalah sebagai berikut: Kesulitan belajar, Penyakit jantung dan pembuluh darah, Kemampuan perkembangan kognitif menurun. Meningkatkan risiko obesitas pada anak, Daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terinfeksi penyakit.
Pengobatan stunting dapat disesuaikan dengan mengetahui penyebabnya, misalnya dengan memperbaiki nutrisi, pemberian suplemen, atau menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa upaya yang biasa dilakukan dokter dalam menangani stunting adalah: Mengobati penyakit yang mendasarinya, Menyarankan dan memberikan nutrisi tambahan, Memberikan suplemen, umumnya berupa vitamin A, zat besi, zinc, dan yodium, Menyarankan keluarga untuk mengajarkan anak menerapkan perilaku hidup bersih dan memperbaiki sanitasi.
Stunting adalah suatu kondisi gangguan pertumbuhan pada anak yang dapat dicegah. Ada beberapa cara mencegah stunting yang dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya berikut ini: Memastikan anak makan buah dan sayur yang sehat, Mencukupi asupan gizi sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia 2 tahun, Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan, Mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
Demikian kegiatan ini berjalan dengan lancar dan para siswa mengikuti nya dengan antusias. Bersama mengatasi stunting Dumaska Bisa.