Lihat ke Halaman Asli

Air Mata Palestina

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bendera Palestina/Kompasiana (kompas.com/AFP)

[caption id="" align="aligncenter" width="780" caption="Bendera Palestina/Kompasiana (kompas.com/AFP)"][/caption]

Dimalam yang dingin Ku dapat tertidur pulas dengan nyamannya

Tapi disuatu tempat yang berbeda Saat malam dingin menghampiri mereka Mereka malah harus menderita menikmati malam itu Tak dapat mereka rasakan betapa nyamannya tidur yang aku rasakan

Matahari yang menyinari dan menghangatkan suasana Dapat ku rasakan dengan senyum Di lain sisi saat matahari bersinar pula Tak dapat mereka merasakan ke hangatkan yang ku rasakan

Tetesan air mata yang mengalir deras di pipi Kesakitan yang mereka rasakan tanpa akhir Satu persatu nyawa terbang, Bagaikan sesosok anak burung terbang mengikuti induknya

Perih letih pedih menjadi satu tanpa jeda Ketajaman pisau hidup mereka rasakan Tipis sudah harapan mereka untuk hidup tenang Banjir sudah tempat mereka tinggal

Hanya satu mimpi mereka Dengan Tuhan mengakhiri cobaan ini Dan Kedamaian dalam hidup yang mereka inginkan

Karya: Arissa Dea Puspita Siswi Kelas XI Keperawatan SMK Murni 1 Surakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline