[caption id="attachment_365668" align="aligncenter" width="400" caption="gambar dikutip dari muharikah.com"][/caption]
Di negara nan sarat dengan masalah multidimensional, yang masyarakatnya tersebar dari ujung Sabang hingga Merauke, yang pemimpinnya saling menjatuhkan satu sama lain, yang rakyatnya selalu dikorbankan untuk kepentingan para elit, yang sistem perekonomiannya tengah morat-marit beberapa bulan terakhir, yang pelayanan publiknya dipertanyakan kelayakannya, yang kepentingan politiknya mampu mengalahkan kepentingan khalayak banyak, yang agama hanya dijadikan jarkon semata, yang kuat dia yang menang dan yang lemah dia yang kalah.
Inilah wajah Pertiwi saat ini. Dan kita merindu sosok kesatria sejati pembela Bangsa, yang sanggup merevolusi alam pikiran seluruh anak negeri menjadi The Agents of Change-nya Indonesia. Bisa dibilang, situasi sosial budaya di Indonesia hari-hari belakangan menunjukkan fakta bahwa manusia tengah berada dalam kondisi Harap-Harap Cemas (H2C). Dalam harap dan cemas mereka bermimpi termunculkan pemimpin atau generasi yang membawa mereka dari huru-hara zaman, ke arah peradaban yang sejahtera nan makmur. Namun yang membuat masygul sebenarnya adalah, "Bagaimana caraya??"
Maka mari sejenak kita luangkan waktu, dengan tenang membuka kembali lembaran-lembaran sejarah. Dan mari kita mulai pengembaraan ini di sebuah titik, ribuan tahun silam, tatkala permasalahan nan teralami oleh negeri ini hari ini juga dialami oleh masyarakat di zaman itu. Dan titik itu adalah Faddam A'ram.
Ya, itulah wilayah dimana kelak seorang Pahlawan peradaban muncul tuk membebaskan kegelapan zaman kala itu. Faddam A'ram adalah bagian dari wilayah Kerajaan Babilon. Raja Babilon, tercatat oleh sejarah sebagai seorang raja yang kejam dengan kekuasaan absolute, yang berarti bahwa ia tak pernah mau turun dari tahta dan selalu ingin berkuasa. Sesiapa yang menentangnya, tak segan-segan akan dilibas olehnya. Cukup relevan dengan fakta yang terjadi hari ini di negeri ini. Dan nama raja tersebut adalah, Namrudz.
Namrudz pernah bermimpi melihat seorang lelaki yang merampas mahkotanya kemudian menghancurkannya. Hal ini segera ia konsultasikan dengan para peramal kerajaan. Dan ia dibuat tercengang manakala para peramal tersebut mengatakan bahwa lelaki yang ada dalam mimpinya kelak akan merebut kekuasaannya bahkan menghancurkan kerajaannya. Sontak Namrudz menitahkan kepada para prajuritnya tuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang baru saja lahir.
Yang menarik adalah, ketika para prajurit Babilon gencar membunuhi bayi laki-laki yang baru lahir, ada sepasang suami istri yang kala itu dianugerahi seorang bayi laki-laki dan mereka luput dari pembantaian. Mereka begitu takut dengan situasi yang terjadi di Babilon sehingga mereka memutuskan tuk hidup dalam persembuynian di sebuah gua. Dan di gua tersebutlah, Pahlawan peradaban itu tumbuh dan berkembang. Sejarah mencatat namanya dengan tinta emas kegemilangan. Dan kita mengenalnya dengan nama, Ibrahim alaihissalam.
Extraordinary Defense
Dengan situasi nan berkembang pada saat itu, Aazar, ayah Ibrahim, bersama istrinya bahu-membahu bertahan hidup di dalam gua. Mereka tidak memberi kesempatan bagi Ibrahim kecil untuk mengenal dunia luar. Hingga akhirnya Ibrahim beranjak remaja. Sejarah mencatat, momen pertama Ibrahim mengenal dunia adalah manakala Ibunda-nya meninggalkan Ibrahim muda sendiri di dalam gua. Di saat sang Ibu pergi ke pasar tuk membeli kebutuhan hidup mereka, Ibrahim dengan didorong oleh keingintahuan yang besar, memutuskan untuk melihat apa yang tersimpan dan dijaga oleh kedua orangtuanya selama ini dari dirinya.
Betapa kagetnya Ibrahim ketika ia keluar dari gua perisitirahatannya. Terhampar pemandangan yang luar biasa, yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Gunung-gunung nan menjulang, langit biru nan terbentang, bahkan suara ombak yang berdesir berkejar-kejaran, Matahari yang cahanya begitu berkilau, dan rembulan di kala malam. Itu membuatnya terkagum sekaligus memecut rasa ingin tahu yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Ibrahim memiliki jiwa yang suci, ini tersebab penjagaan Aazar dan istrinya yang tak pernah membiarkan Ibrahim keluar dari gua walau sesaat pun. Hingga takdir berkehendak lain dan Ibrahim muda mampu mengenal dunia luar. Pada titik ini kita belajar sebagai orangtua, bahwa tuk mencetak generasi nan tangguh, pembinaan dan penjagaan extra wajib terselenggara.