Lihat ke Halaman Asli

Berjuanglah untuk Bisa Bersyukur

Diperbarui: 17 Oktober 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber : Bagus Suratya

Manusia Menemukan Kesadaran Di Dalam Dirinya


Setiap hari kita pasti mengalami peristiwa yang berbeda dengan hari-hari yang telah kita lalui. Tidak hanya sehari yang lalu bahkan sedetik yang telah kita alamipun sudah berbeda peristiwanya. Jadi setiap saat kita pasti mengalami hal-hal baru yang senantiasa kita jalani. Tetapi sering kita kurang menyadari adanya dinamika hidup yang kita alami ini. Kita mungkin juga bisa melewatkan hal-hal penting yang bermakna dalam hidup kita. Kita ternyata masih sering kurang menghargai peristiwa yang sedang berlangsung dan kurang sungguh-sungguh memperhatikan waktu saat ini, detik ini yang bisa kita alami. Waktu saat ini, detik ini sungguh sangat berharga, saat ini kita masih bisa bernafas, kita masih bisa merasakan keberadaan hidup kita. 

Kita masih bisa melakukan hal-hal yang berguna baik untuk diri kita, sesama kita dan semesta tempat kita tinggal. Kita merasa bahagia saat kita bisa melakukan sesuatu yang bisa berguna bagi kita semua, meski yang kita lakukan adalah hal yang sederhana, sesuai takaran kita masing masing.

Suatu saat kita juga pernah mengalami peristiwa yang mungkin membuat orang lain kecewa dengan kita. Kita tidak bisa memenuhi semua harapan orang lain dan peristiwa itu membawa perubahan yang tidak kita duga. Interaksi demikian bisa kita alami. Kita menyadari tidak semua harapan dapat kita penuhi karena keterbatasan kita. Kita sungguh perlu untuk menyadari dan menghargai waktu agar kita tidak melewatkan adanya kebaikan yang bisa kita lakukan.

Suatu peristiwa yang terjadi membawa suatu pesan. Seringkali kita responsif, langsung merespon dan sekaligus menilai peristiwa itu menurut pemahaman kita sendiri dan ini kita jadikan satu-satunya kebenaran yang harus kita terima dan yakini. Tetapi pikiran kita sendiri mungkin masih kurang cermat dalam mengamati peristiwa yang terjadi. Kita tidak utuh dalam memahami peristiwa itu. Kita perlu  membiasakan pikiran kita disertai dengan hati yang tenang dan jernih untuk lebih memahami makna dan kebenaran dibalik peristiwa yang sedang kita alami. Kita dapat lebih luas, lebih utuh melihat apa yang sedang kita alami, sehingga kita bisa menangkap suatu kebenaran yang dipesankan melalui peristiwa itu.

Kita sesungguhnya haus akan kebenaran. Kebenaran kita kenali berawal dari diri kita sendiri  yang pertama kita jumpai ini. Kita hidup, kita bernafas, kita beraktifitas. Kita bertumbuh dalam iman dan semakin mengenali siapa diri kita sendiri ini.

Kita bersyukur diberikan kesempatan bisa belajar menjadi manusia. Kita diperankan hidup menjadi manusia di dunia ini. Peran hidup kita sebagai utusan di dunia ini. Hidup di dunia ini bukanlah tujuan. Di sini kita melakukan pekerjaan yang dikehendaki oleh Sang Sumber Hidup kita. Kita hendaknya hidup menyelaraskan kehendak kita berdasarkan kehendak Tuhan. Dengan demikian selesai misi kita menjadi manusia kita akan kembali kepada tujuan Sumber Hidup kita. Kebahagiaan dan kebanggaan yang kita rasakan yaitu saat bisa melakukan peran yang diberikan kepada kita masing masing sebagai utusanNya.

Saat ini kita berjumpa dengan diri kita sendiri. Hidup kita diberikan komponen rasa yang mendasari kesadaran hidup sebagai manusia. 

Manusia memiliki hubungan yang khas dengan penciptanya. Hubungan khas yang terjalin dan memberikan pertumbuhan hidup manusia yaitu kasih. Kasih itu memberikan kita hidup. Manusia diberikan waktu mengenali dirinya sendiri, mengenali kemanusiaannya oleh kasih yang ada dalam dirinya. Mengenali kemanusiaannya menjadikan dirinya mengenali penciptanya. Mengenali kemanusiaannya dengan cara hidup menjadi dirinya sendiri, menerima diri apa adanya.

Jagad alit

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline