Lihat ke Halaman Asli

Ini Cara Remaja untuk Mempertahankan Permainan Tradisional bagi Anak

Diperbarui: 23 Juli 2018   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Forum Peduli Anak di Taman Kamboja Banjarmasin | dokpri

Sepintas tidak ada yang berbeda dari suasana yang ada di Ruang Terbuka Hijau - RTH kamboja. Selain di penuhi pengunjung yang mayoritas anak - anak, taman tersebut juga sering kali dijadikan sebagai tempat berkumpulnya komunitas - komunitas untuk bersilaturahmi atau berdiskusi.

Saat penulis sedang jalan - jalan di taman kamboja, penulis melihat sekumpulan remaja sedang mempraktekkan berbagai permainan tradisional anak, seperti balogo dan kelereng.  Mereka yang tergabung dalam Forum Peduli Anak, dibawah binaan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin ini ternyata sedang merencanakan kegiatan permainan tradisional anak, yang akan diselenggarakan minimal setiap 1 bulan sekali.

Penulis berkesempatan untuk berbincang - bincang langsung dengan Ketua Forum Peduli Anak Banjarmasin - Muhammad Fahmy Rheza, mengenai latar belakang diselenggarakannya kegiatan permainan tradisional anak. Berawal dari keprihatinan mereka terhadap pergaulan anak - anak sekarang, yang sudah tidak terlihat lagi bermain diluar rumah, dan lebih cenderung mengurung diri dirumah untuk bermain gadget. Sehingga tak ayal, banyak anak - anak usia dini sudah pandai mengakses internet dan berbagai macam media sosial, khusunya anak dari kalangan menengah keatas. Akibat perkembangan zaman  inilah, banyak jenis permainan tradisional sudah tidak terlihat lagi dimainkan anak - anak.

Atas keprihatinan itulah, para remaja ini merencakan kegiatan permainan tradisional anak, yang rutin diselenggarakan setiap bulan di pusat keramaian, seperti RTH Kamboja dan Siring Menara Pandang. Harapannya, selain mengenalkan kepada anak - anak usia dini, langkah ini juga diharapkan dapat menumbuhkan minat anak untuk kembali bermain berbagai jenis permainan tradisional, yang menjadi kegemaran orang - orang terdahulu. Sehingga kelestarian berbagai jenis permainan tradisional tetap terjaga, tidak tergerus oleh perkembangan digital. Berikut disampaikan Aulia Firsta Apriani - Salah seorang anggota Forum Peduli Anak - Banjarmasin.

Selain bagian dari program kerja, rencana penyelenggaraan permainan tradisional anak ini juga merupakan tantangan untuk melawan perkembangan teknologi, yang semakin menggerus keberadaan permainan tersebut. Tak tanggung - tanggung, dana pembuatan alat - alat tradisional yang akan dipamerkan nantinya bersumber dari dana pribadi anggota. 

Mengingat, gagasan - gagasan yang dianggap kecil seperti ini kerap dilupakan oleh Pemerintah Daerah, yang mengakibatkan tidak tersedianya anggaran untuk program tersebut. Kendati begitu, tidak ada sedikitpun penyelesan diantara mereka, meski uang jajan yang sehari - harinya digunakan untuk belanja berkurang. Demikian yang disampaikan Baihaqi - Fasilitator Forum Peduli Anak Banjarmasin.

Tidak hanya permasalahan diatas, banyak lagi permasalahan yang saat ini dihadapi anak - anak di zaman sekarang, salah satunya pergaulan bebas yang mengakibatkan terjadinya pernikahan dibawah umur. Sudah sepatutnya, orang tua lebih memperhatikan perkembangan dan pergaulan anak / agar nantinya berguna bagi agama, bangsa dan negara.(Ju)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline