Ditengah kepanikan wabah Virus Corona atau COVID-19, jumlah kasus Demam Berdarah (DBD) di Banjarmasin justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di mana sampai 13 Maret 2020 tercatat sudah ada 21 kasus, dari sebelumnya 8 kasus DBD yang tercatat sampai Februari lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi mengatakan, warga yang dinyatakan positif menderita DBD rata -- rata adalah anak -- anak berusia 6 sampai 14 tahun dan hampir terjadi disemua Kecamatan. Usia tersebut menurutnya memang sangat rentan terserang DBD, yang biasanya diawali dengan demam tinggi. Terlebih ditengah cuaca yang berlangsung saat ini, yang mana awalnya panas menyengat kemudian tiba -- tiba turun hujan deras.
"21 pasien DBD ini sebagian besar telah kembali sehat dan dipulangkan kerumah masing-masing," terangnya.
Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat, agar tidak hanya fokus terhadap wabah corona, namun juga memperhatikan penyebaran virus DBD yang tingkat kematiannya justru lebih tinggi. Misalnya dengan membersihkan tempat -- tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk aedes aegypti, di antaranya selokan dan tempat penampungan air.
"Masyarakat tidak hanya fokus terhadap virus corona namun juga memperhatikan terhadap wabah lain yakni demam berdarah," ujar
Sebelumnya Hingga awal Februari lalu, terdapat 20 orang warga Banjarmasin yang dinyatakan suspect DBD. Sebanyak 8 orang diantaranya dinyatakan positif DBD, dan ditindaklanjuti dengan melakukan fogging di lokasi terjadinya kasus. (Ju)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H