Lihat ke Halaman Asli

Smartfm Banjarmasin

A Part Of Magentic Network, Kompas Gramedia

Dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, KRI Fatahillah Bertolak Jaga Perbatasan

Diperbarui: 8 Februari 2019   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KRI Fatahillah saat bersandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sejak Rabu, (06/02) dokpri

Setelah bersandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sejak Rabu, (06/02) lalu, KRI Fatahillah bernomor lambung 361 pada Jumat, (08/02) siang resmi bertolak menuju perairan Laut Sulawesi untuk menjalankan tugas penjagaan di perbatasan Indonesia-Filipina. Selama 3 hari bersandar, kapal perang kebanggaan TNI Angkatan Laut berjenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali itu memberikan kesempatan bagi masyarakat Kota Banjarmasin dan sekitarnya, untuk berkeliling kapal dalam kegiatan Open Ship.

Komandan KRI Fatahillah, Letkol Laut (P) Sandy Kurniawan saat memberikan keterangan (08/02) dokpri

Ditemui sebelum bertolak menuju perairan lepas, Komandan KRI Fatahillah, Letkol Laut (P) Sandy Kurniawan, mengungkapkan bahwa kedatangan kapal yang membawa 90 personel itu dalam rangka pengisian bekal sebelum menuju perbatasan. 

Terutama logistik berupa air tawar dan bahan makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari personel selama bertugas. "Kita tidak langsung dari sini menuju Filipina, juga melakukan patroli di kawasan tersebut," tambahnya lagi.

Ia menambahkan, kendati belum pernah digunakan untuk terjun langsung dalam perang, KRI Fatahillah pernah bertugas untuk membantu situasi konflik Timor Timur (sekarang Timor Leste,red) guna membantu penguatan dan penjagaan wilayah kedaulatan perairan Indonesia. 

Selain itu juga seringkali diikutsertakan dalam latihan perang bersama matra lainnya di regional NKRI, maupun latihan bertaraf bersama militer negara lain. 

Terlebih KRI dengan panjang sekitar 84 meter dan dibuat tahun 1979 lalu itu juga memiliki meriam berdiameter 120 mm itu mampu menghancurkan rumah, sehingga menjadi andalan untuk menjaga kedaulatan laut NKRI dan tugas kemanusiaan lainnya.

Masuknya KRI Fatahillah ke wilayah perairan Banjarmasin itu juga diakui Sandy merupakan rekor baru, mengingat selama ini alur Sungai Barito masih sulit dimasuki kapal - kapal besar karena terkendala dalamnya endapan lumpur. 

Namun pasca adanya pengerukan lumpur yang dimulai tahun lalu, banyak kapal-kapal besar yang akhirnya mampu masuk dan bersandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

Berhasilnya pengerukan yang dilakukan di alur Sungai Barito oleh otoritas terkait seperti PT. Pelindo 3 Cabang Banjarmasin dan PT. Ambang Nusa Persada (Ambapers), diakui Danlanal Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Wijayanto, membuka jalan bagi masuknya kapal-kapal berdraft 6 meter dan di atasnya ke wilayah ini. 

Dalamnya lumpur selama ini memang menjadi keluhan dan tentunya berdampak pada sulitnya mobilitas kapal-kapal besar yang ingin bersandar. 

Kedatangan KRI Fatahillah juga diakuinya merupakan kebanggaan besar, apalagi ditambah dengan tingginya antusiasme masyarakat untuk melihat dan berkunjung ke dalam kapal. "Sangat luar biasa bangga sekali, karena masyarakat antusias dengan KRI Fatahillah yang berkunjung ke wilayah kita," pungkasnya. Ev

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline