Lihat ke Halaman Asli

irma essanovia

Ibu Rumah Tangga yang Berkarya

Bukan dengan Bahasa Tubuh

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa tubuh memberikan lebih banyak makna dibandingkan dengankata-kata yang sebenarnya. Terlebih jika Anda adalah seorang yang memang tidak banyak bicara. Itu pula yang terkadang membuat bahasa tubuh menjadi lebih menyakitkan dibanding kata-kata. Naasnya ketika pihak yang lain justru lebih suka menggunakan bahasa verbal. Agar jika ada suatu masalah dapat dengan mudah diselesaikan, tidak berlarut-larut. Ketika ada suatu permasalahan ‘diam’ bukanlah sebuah penyelesaian.

Bahasa tubuh Anda bukanlah penyelesaian yang tepat, itu hanya akan menjadi pelarian atau membuat pihak lain lebih tersakiti. Kecuali, jika Anda memang tidak ingin berhubungan lagi dengan pihak tersebut di kemudian hari. Sebaliknya, jika Anda dengan pihak tersebut memang masih memiliki rencana masa depan, masih akan tetap berhubungan dalam banyak hal, sebaiknya lupakan bahasa tubuh andalan Anda itu. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab bahasa tubuh tidak popular dalam sebuah konflik:


  • Bahasa tubuh seseorang kadang berbeda dengan orang lain begitupun bahasa tubuh yang sama kadang memiliki makna yang berbeda ketika bahasa tubuh itu diberikan kepada orang yang berbeda.

  • Bahasa tubuh memberikan banyak kebebasan untuk kita berinterprestasi, sehingga tak jarang memunculkan terjadinya kesalahan persepsi.

  • Ketika ada suatu permasalahan yang terjadi, permasalahan itu tidak akan mudah diselesaikan jika bahasa tubuh itu tidak juga dimengerti oleh lawan kita.

  • Kita tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran seseorang, maka jika ia hanya menggunakan bahasa tubuh saja pastinya menimbulkan peluang yang sangat besar untuk terjadinya miss understanding.

Menjadi hal yang sangat sulit untuk kita ketika harus berhadapan dengan orang terdekat yang lebih memilih menggunakan bahasa tubuh dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika muncul suatu permasalahan kecil lalu ditanggapi dengan diam, sikap acuh tak acuh, menjawab seperlunya yang hanya menggunakan jawaba ‘iya’ dan ‘tidak’, kata maaf pun tidak berbalas, hanya diam tanpa sepatah kata pun. Kalau digambarkan ke sebuah bentuk wajah, bagian bibirnya seperti garis lurus (tidak ada ekspresi), jangankan menatap mata kita ketika berbicara, melihat wujud sebesar manusia dewasa seperti kita pun dia tidak mau.

Segala usaha sudah Anda lakukan tapi dia tetap saja seperti itu. Bayangkan, jika Anda mengalami hal itu! Anda berada di dalam sebuah acara reality show bersama seorang sahabat atau mungkin pasangan Anda dalam sebuah rumah, dan suatu saat terjadi kondisi seperti itu, sementara reality show tersebut masih harus berlanjut sampai tahun depan. Sedangkan housemate Anda tetap melangsungkan bahasa tubuhnya itu entah sampai kapan. Dijamin, Anda langsung terkena depresi berat. Saya sarankan segera hubungi seorang psikolog untuk membantu Anda lepas dari depresi akut ini. ***

“Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari.” (H.R.Abu Ayyub Al-Anshari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline