Lihat ke Halaman Asli

Aku Merindukanmu

Diperbarui: 8 Januari 2016   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[sumber www.9detik.co]“Kembali malam iniaku lalui dengan sebuah lamunan. Ditemani dengan segelas kopi hitam yang menghangatkanku dari dinginnya udara malam. Meski malam ini bintang bintang tak menampakan kedipannya dan sang bulan bersembunyi dibalik mendungnya awan, akan tetapi kehadiranmu dalam hidupku membuat ku tetap merasa bahagia. Kita memang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Laut jawa yang memisahkan kita demi sebuah perjuangan untuk mencapai masa depan yang lebih indah. “

“Malam ini kerinduanku terhadap kehadiranmu disisiku kembali kurasakan. Tanpa ada kabar bagaimana keadaan kaliyan sekarang. Ibuk bapak, anak kamu disini merindukanmu. Ingin rasanya aku memeluk kaliyan dan mencium tangan kaliyan. Sedih memang  rasanya berpisah dari orang tua. Pengalaman pertama jauh dari orang yang disayang memang sulit untuk dijalani. Memang, dulu aku sering mengabaikan dan menganggap biasa momen momen kebersamaan kita. Tapi kali ini benar benar aku merasakan kerinduan akan kasih sayang. Kalian yang membesarkan, merawat, mendidikku hingga seperti sekarang. Betapa besar jasa kalian dalam hidupku yang mungkin akan sulit untuk terbalaskan. Entah bagaimana aku bisa membalas jasa kalian, kasih kalian tidak bisa terbayar dengan material semata, lebih dari itu pasti kalian akan sangat bahagia bila semuanya bahagia. Ibu bapak, mungkin aku memang jarang mengungkapkan perasaanku langsung dihadapan kalian. Aku yang biasanya nakal, sering menyusahkan kalian, bahkan kadang membuat kalian sedih terhadap perilaku yang tak terpuji. Entah apa yang kalian sedang kalian lakukan sekarang ini. Mungkin kalian juga merasakan hal yang sama, bertumpuk tumpuk rasa rindu yang tak bisa direalisasikan.”

Pengorbanan bapak, yang setiap hari berjuang tuk bahagiain anaknya. Cucuran keringat yang membasahi seluruh badan, rasa lelah yang tak dihiraukan, siang malam berjuang tanpa ada batas kata lelah. Pernahkah kalian berpikir dan renungkan, perjuangan bapak untuk ayahnya. Pernahkah kalian melihat, cucuran keringat yang keluar dari badannya secara langsung? Lihatlah, karena itu bisa membuat kalian sadar akan perjuangannya. Membuat kalian akan lebih menghargai uang yang telah mereka berikan sehingga bisa menggunakannya dengan lebih bijak.

Untuk kalian yang merasa orang tuanya mampu, jangan pernah kalian terlalu membanggakan apa yang diberikan orang tua kalian. Jangan Cuma melihat apa yang diberikan oleh orang tua, tapi lihat apa yang telah kalian perbuat dan kalian berikan untuk orang tua. Belum tentu nasib kita dimasa yang akan datang akan lebih baik. Kita harus berusaha dan berdoa dengan sepenuh tenaga dan rasa untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya orang tua memang tak pernah menuntut balas terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap kalian. akan tetapi akan lebih indah apa bila kita bisa memberikan sesuatu yang membuat mereka bahagia. Kebahagiaan tidak dapat dilihat dari materi yang kita berikan, akan tetapi kebahagiaan terlihat dari bagaimana kita menyayanginya, memperhatikannya, peduli dengan mereka. Sungguh sangat indah apabila kita bisa melakukan hal itu. Mungkin saya sendiri belum bisa sepenuhnya membahagiain orang tua, akan tetapi saya terus mencoba. Jangan menunggu kita sukses  dulu untuk bahagiain mereka. Lakukan sekarang juga, karena terkadang hal kecil yang kita perbuat, itu merupakan hal yang indah bagi mereka. say to your mom n you dad, "i love you mom,  i love you dad.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline