Menulislah agar generasi yang akan datang tau kalau kita pernah ada di dunia ini.
Kalimat di atas saya dengar pertama kali dikeluar dari lisan Ustad Abdul Somad di channel YouTube officialnya.
Beliau mengatakan banyak hal bisa di jadikan bahan tulisan, seperti rutinitas harian atau saat saat sedang galau bagi para jomblo, bisa juga saat sedang berselancar di dunia maya dan banyak lagi.
Bagi sebagian orang terutama yang mempunyai bakat, menulis merupakan hal yang mudah dan sangat menarik.
Banyak ide dan inspirasi yang dapat di tuangkan ke dalam tulisan. Semua yang di lihat dan dikerjakan bisa menjadi bahan untuk di tulis.
Tulisan juga bisa menjadi mata pencaharian. Penulis penulis terkenal seperti JK Rowling bahkan menjadi sangat popular dan kaya raya setelah novel Harry Potter yang fenomenal itu di angkat ke layar kaca.
Begitu juga dengan penulis penulis novel dalam negeri seperti Habiburrahman El Shirazy dengan novel ayat ayat cinta dan ketika cinta bertasbihnya. Juga novelis Asma Nadia dengan serial novel Surga yang tak di rindukan.
Nama nama di atas adalah tiga nama popular dari ribuan nama penulis novel yang ada di tanah air kita.
Pada akhir tahun 70-an dan awal 80-an majalah Gadis memiliki Eddy D. Iskandar sebagai penulis cerpen atau cerber yang sangat di gandrungi pada masanya.
Majalah Hai memiliki Arswendo Atmowiloto sebagai salah satu penulis handal.
Untuk yang belum terbiasa menulis, bisa di mulai dengan menulis buku harian yang berisi laporan kegiatan sehari hari, mulai dari bangun tidur di pagi hari hingga ketika sarapan kemudian persiapan untuk pergi ke sekolah atau ke kantor, kegiatan di tempat yang dituju hingga pulang ke rumah dan tidur kembali di malam hari.