Indonesia adalah negara yang masih memiliki predikat 'negara berkembang' sampai saat ini, banyak faktor yang menjadikan Indonesia memiliki predikat tersebut. Salah satu faktornya adalah rendahnya mutu SDM akan hal pendidikan. Hal ini berbanding terbalik dengan SDA yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. SDA yang sangat berlimpah seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membuat negara ini menjadi sebuah negara yang maju. Namun secara fakta, predikat "Negara Berkembang" lah yang saat ini disandang oleh Negara Indonesia.
Pengelolaan SDA yang berlimpah akan bisa dimanfaatkan dengan baik apabila memiliki SDM yang berkualitas pula. Dimana SDM yang berkualitas dapat diperoleh apabila mutu pendidikan berkualitas. Akan tetapi secara fakta mutu pendidikan di negara ini masih tergolong sangat rendah, yang dapat dilihat dari tingginya angka putus sekolah di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah hasil penelitian dari JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia), yang dimana angka putus sekolah di Indonesia relatif mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan faktor yang paling mendasari tingginya angka putus sekolah tersebut adalah biaya pendidikan. Oleh karena itu, program -- program dari pemerintah tentang masalah biaya pendidikan sangat diperlukan untuk meminimalisir kejadian -- kejadian tersebut.
Presiden RI, Ir.Joko Widodo mengakui sesungguhnya masih banyak mutiara yang terkubur di dalam lautan , artinya banyak SDM berkualitas yang ada di pelosok negeri ini masih belum muncul dan masih belum terekspos akibat keadaan ekonomi serta fasilitas penunjang pendidikan yang kurang. Maka dari itu sebagai salah satu upaya awal untuk memunculkan SDM yang masih terpendam tersebut, presiden Jokowi membuat program tentang penambahan kuota penerima beasiswa pendidikan Bidikmisi khusus untuk warga miskin.
Beasiswa Bidikmisi adalah salah satu beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada siswa yang memiliki potensi akademik akan tetapi berasal dari keluarga miskin atau secara ekonomi kurang mampu. Dari hal ini, penambahan kuota penerima Bidikmisi seperti yang di programkan Presiden Jokowi adalah sebuah hal yang tepat guna meningkatkan SDM anak-anak di negeri ini yang masih terpendam. Karena memang, beasiswa yang di khususkan untuk siswa miskin inilah salah satu cara yang dapat ditempuh guna menghidupkan kembali semangat dan motivasi kepada siswa -- siswa di Indonesia yang berasal dari keluarga kurang mampu tetapi memiliki potensi akademik lebih.
Sebagai salah satu yang merasakan program penambahan kuota beasiswa Bidikmisi, tentunya saya sangat bersyukur atas program yang dijalankan Presiden Jokowi ini. Sebelumnya, saya adalah Thomas Wibisono penerima beasiswa Bidikmisi aktif yang sekarang duduk di semester 2 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya.
Seorang siswa lulusan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mojokerto yang dimana dapat dikatakan tergolong dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi, Penghasilan yang didapat oleh orang tua, sesungguhnya sudah sangat berat untuk membiayai sekolah di tingkat SMA apalagi di tingkat yang lebih tinggi lagi. Namun, keinginan pribadi untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah hal yang sangat kuat harus diperjuangkan oleh kita semua, para penerus bangsa walaupun secara keadaan bisa dibilang tidak memungkinkan.
Hal tersebut juga tidak boleh dijadikan batu sandungan, karena kita harus yakin dengan tekad yang kuat akan menghasilkan hasil yang memuaskan pula. Alhasil, dengan diadakannya penambahan kuota beasiswa Bidikmisi untuk keluarga kurang mampu ini berhasil menyelamatkan setidaknya sebagian besar mimpi-mimpi anak negeri untuk tetap mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Tentunya, banyak syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh beasiswa Bidikmisi. Salah satu syarat utama yang diberikan oleh pemerintah untuk calon pelamar beasiswa Bidikmisi adalah memiliki kemampuan akademik atau non-akademik. Tentunya kita sebagai penerima beasiswa bidikmisi harus memiliki pembeda dengan orang -- orang lain diluar sana yang mengenyam pendidikan dengan uang dari kantong sendiri. Karena pemerintah tidak akan 'membiayai' siswa yang sama sekali tidak memiliki keistimewaan khusus, baik untuk dirinya maupun untuk negeri ini, suatu saat nanti bila sudah dibutuhkan
Sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi dari pemerintah, tentunya memiliki tanggung jawab yang lebih pula kepada pemerintah, khususnya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk membuktikan bahwa memang benar pernyataan beliau tentang banyak mutiara yang mesih terpendam dalam lautan harus lebih dioptimalkan demi kemajuan bangsa Indonesia kedepannya. Dalam hal ini, sebagai seorang mahasiswa salah satu tolok ukur yang dapat dibuat pertanggung jawaban adalah Indeks Prestasi Kumulatif setiap semester, yang dimana harus tetap stabil dan memenuhi target yang ditentukan oleh pemerintah.
Dari hal ini kita bisa menilai, bahwa upaya Presiden Jokowi untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan program penambahan kuota beasiswa Bidikmisi sudah dirasa tepat sasaran dan cukup efektif, juga di sisi lain dapat menumbuhkan motivasi di diri siswa untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya dan bagi bangsa saat mengaplikasikan pendidikan yang diperolehnya pada masa mendatang di lingkup kehidupan bermasyarakat.