Lihat ke Halaman Asli

Sastra adalah Cerminan Hati

Diperbarui: 13 Januari 2024   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pelajarindo.com

Sastra adalah sesuatu yang bisa membuat penikmatnya meluapkan emosi, perasaan dan jiwa. Sastra adalah cerminan Hati. Sastra adalah dunia jiwa dalam bentuk yang lain. 

Kita bisa memahami kejiwaan seseorang melalui sastra dan kita bisa juga memahami psikologi melalui sastra (Anas Ahmadi,1:2015). Sastra diperkenalkan sejak Pendidikan Usia Dini, dengan harapan ada pesan moral yang didapat. Penanaman karakter anak sejak usia dini, akan menjadi pondasi yang kuat ketika dewasa. sastra anak sebagai media transformasi pendidikan karakter karena di dalamnya menghadirkan nilai-nilai yang patut diteladani anak-anak, selain itu cerita dihadirkan dengan bahasa yang komunikatif dengan kekuatan penulis untuk menyatukan dunia anak secara psikologis. Ada karya sastra khusus untuk anak dan yang paling diminati adalah buku bacaan bergambar. Dengan gambar, anak-anak merasa tertarik untuk melihatnya, kisahnya beragam seperti dongeng, cerita rakyat, fabel, legenda. Perlu peran orang tua untuk penyampaiannya.

Anak butuh memperoleh pengetahuan sejak dini supaya dapat mempunyai wawasan yang luas. Sastra bercerita tentang kehidupan yang mampu menjadikan manusia seutuhnya. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak-anak agar memperoleh banyak manfaat dan berguna bagi kehidupan di masa mendatang. Sastra anak mempunyai genre sama dengan sastra dewasa, yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama. Sastra anak memberi manfaat terhadap anak untuk perkembangan intelektual dan perkembangan emosional. Sastra anak dapat berguna untuk perkembangan karakter anak.

Anak selalu mengingat dan menyimpannya dalam memori dan perasaan hati terhadap apa yang didengar, terutama saat orang tua membacakan dongeng sebagai pengantar tidur. Dengan sastra anak dibekali pesan moral, sehingga diharapkan anak dapat tumbuh menjadi anak yang memiliki karakter yang baik. Seperti cerita "Malin Kundang", pesannya kita tidak boleh durhaka dengan kedua orang tua, jika durhaka akan berubah menjadi batu. Hampir sama dengan cerita rakyat "Batu Menangis" dari Kalimantan Barat yang menceritakan seorang anak yang malu mengakui ibunya dan bahkan ibunya disebut sebagai pembantunya. Sehingga ibunya tidak dapat menahan diri dan berdoa kepada Tuhan seketika tubuh anaknya perlahan berubah menjadi batu. Oleh karena itu, agar anak mempunyai karekter baik di masa depannya perlu dilakukan pembiasaan, salah satunya melalui pembelajaran bahasa dan sastra anak, contohnya kegiatan 30 HOMB (Hari orang tua membacakan buku), dilaksanakan saat liburan sekolah. Anak akan merasa ketagihan untuk dibacakan cerita-cerita yang baru, bahkan sedikit demi sedikit mulai melupakan gadget.

Sehingga saat anak tumbuh remaja, sudah memiliki bibit-bibit karakter yang baik. Tahu itu baik dan salah. Remaja menurut Misriani (2006), dianggap sebagai anak- anak dalam tahapan mencari jati diri. 

Pencarian jati diri ini ditunjang oleh adanya harapan yang kuat dalam rangka mencapai puncak tujuan hidupnya. Oleh karena itu, mereka cenderung mencari perhatian untuk sebuah penerimaan bahkan mereka tidak akan segan unuk melakukan luapan ekspresi secara besarbesaran. Sastra remaja , seperti novel teenlit. Istilah teenlit diambil dari singkatan Teen Literature, yaitu sebuah karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan para remaja dan berkaitan dengan apa yang dirasakan remaja, diantaranya yaitu Novel teenlit berjudul 3600 Detik, merupakan novel karya Charon yang diterbitkan tahun 2008. Novel ini merupakan novel best seller, yang bercerita tentang keluarga yang broken home. 

Sandra adalah seorang remaja perempuan, yang hidupnya menjadi kacau setelah orangtuanya bercerai. Ia menjadi gadis yang susah diatur, dan sering menyakiti hidup ibunya. Namun setelah ia bertemu dengan Leon, hidup Sandra mulai berubah menjadi lebih baik. Ada banyak pesan moral yang terdapat dalam novel ini. Apa yang disampaikan novel tersebut bisa saja terjadi di kehidupan nyata. Bahwa hidup tak selamanya sesuai harapan, adakalanya diuji dengan kekecewaan, dengan diuji menjadikan hati kuat dan tangguh dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Saat remaja adalah saat rapuhnya keimananan, mencoba coba sesuatu yang baru. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan yaitu sebagai teman curhat, memberikan saran terbaik bagi sang anak. 

Seorang remaja yang sedari kecil sudah tertanam karakter dan keimanan yang baik, maka tumbuh menjadi remaja yang tangguh. Tidak mudah terbujuk sesuatu yang menjurus ke arah kehancuran. Dengan sastra pulalah seseorang menjadikan insyaf atas perbuatan buruk yang telah dilakukannya. Terbaru film Siksa Neraka yang menjadikan Yanto yang dulunya memiliki masa lalu yang kelam yaitu sebagai waria, dan mantap memotong rambutnya, hijrah ke arah kebaikan. Dan beralih profesi menjadi petugas kebersihan. Semoga selalu istiqomah menjalani hidupnya yang sekarang. Terbukti sastra mampu menghadirkan kebaikan di kehidupan yang nyata, Subhanallah.

Oleh : Eka Ratna Puspita Dewi,

Guru SMA Muhammadiyah 4 Lamongan,

Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline