Pelajaran sejarah seringkali dianggap sebagai pelajaran yang membosankan sebab hanya berisi tulisan panjang yang membutuhkan hafalan. Anggapan itu sejatinya dapat ditepis karena ternyata belajar sejarah dapat dilakukan melalui cara yang berbeda, salah satunya dengan mengunjungi secara langsung tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah.
Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh perwakilan siswa kelas X SMA Negeri 5 Semarang saat mengunjungi Masjid Layur sebagai salah satu peninggalan sejarah Islam yang ada di Kota Semarang. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada Senin, 1 Mei 2024. Kegiatan tersebut merupakan inisiasi dari kelompok mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Unnes Gelombang 1 Tahun 2023 dalam memenuhi tugas mata kuliah Proyek Kepemimpinan yang bekerja sama dengan SMA Negeri 5 Semarang.
Pemilihan Masjid Layur sebagai tujuan kunjungan diutarakan oleh koordinator proyek, Bapak Aditya Nodie bahwa "Masjid Layur merupakan salah satu masjid tertua di Kota Semarang yang menjadi bukti masuknya orang-orang Timur Tengah. Dipilihnya SMA Negeri 5 Semarang sebagai mitra kerja sama sebab letak SMA Negeri 5 Semarang paling strategis dan dekat dengan Masjid Layur." Pemberangkatan dari SMA 5 Semarang ke Masjid Layur dilakukan bergantian sebanyak 3 kloter menggunakan mobil sekolah pada Senin pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Sesampainya di Masjid Layur, siswa diberikan arahan dan penjelasan oleh dua orang mahasiswa yang bertindak sebagai tour guide terkait sejarah berdirinya Masjid Layur, eksistensinya saat ini, dan beberapa keunikannya yang tidak dimiliki oleh masjid lain. Tak hanya mendapat penjelasan, siswa juga diajak untuk mengeksplor kawasan di sekitar masjid. Pada kunjungan tersebut, siswa juga diberikan kesempatan untuk mengikuti lomba fotografi dan vlog dengan tema utamanya adalah Masjid Layur. Kunjungan selesai sekitar pukul 11.00 WIB kemudian siswa kembali ke sekolah lagi.
Kegiatan lanjutan dari kunjungan ke Masjid Layur yaitu diadakannya seminar pada Jum'at, 5 Mei 2024 yang bertajuk "Masjid Layur: Menilik Jejak Sejarah Islam di Kota Semarang sebagai Sumber Pembelajaran Kesejarahan Berbasis Budaya." Kegiatan seminar bertempat di ruang media SMA Negeri 5 Semarang dan diikuti oleh siswa yang juga mengikuti kunjungan ke Masjid Layur pada hari sebelumnya. Kegiatan seminar dibuka oleh Ibu Leni selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 5 Semarang.
"Kegiatan kunjungan ini menurut saya adalah kegiatan yang bagus untuk mengenalkan sejarah kepada siswa, khususnya sejarah yang ada di lingkungan kita (Semarang). Harapan saya agar kegiatan ini nantinya dapat diikuti dengan baik dan ada insight baru yang didapat," tutur Ibu Leni.
Kegiatan seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dua orang pemateri dari mahasiswa yaitu Ibu Apriliani dan Bapak Allya Aulia. Melalui sesi seminar ini, siswa mendapat gambaran lebih kompleks terkait sejarah dari Masjid Layur dan kaitannya dengan pembelajaran sejarah yang berbasis kebudayaan. Sesi seminar diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba fotografi dan vlog dengan diambil 3 juara terbaik untuk masing-masing kategori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H