Lihat ke Halaman Asli

UGM Kukuhkan Desa Eco Cyber Village di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang

Diperbarui: 2 Agustus 2020   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo6102662831695571474-5f22c1ee097f367f1a1e98a3.jpg


Rembang, (26/07/2020) – Ketua Program Studi Ketahanan Nasional, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si, kukuhkan Desa Eco Cyber Village di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.  Pengukuhan ditandai penyerahan secara simbolis alat sanitasi cuci tangan dengan menggunakan pedal kaki hasil karya mahasiswa Prodi Tannas UGM, oleh Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si kepada Kepala Desa Kadiwono, Ahmad Ridwan, S.H. (24/07/20).

photo6131843792987335244-5f22d32e097f366c9f6a62b2.jpg

Armaidy menyampaikan bahwa pengukuhan Desa Eco Cyber di desa Kadiwono merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan Program Studi Ketahanan Nasional, Sekolah Pascasarjana, UGM tahun 2020.

Kepala Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Ahmad Ridwan menganggap tempat cuci tangan semacam itu cocok dikembangkan pada masa new normal seperti sekarang, karena lebih higienis. Ia menyarankan apabila pemerintah desa ingin melakukan pengadaan tempat cuci tangan, bisa meniru model tersebut. Selain efektif mencegah penularan Covid-19, biayanya juga relatif terjangkau dan bisa menghemat air.

photo6109405264630360588-5f22c0dfd541df01b93967b2.jpg

“Kedatangan rekan-rekan UGM ke desa kami, menularkan teknologi sederhana dengan biaya kecil, namun tepat sasaran untuk pencegahan Covid-19. Jadi tangan kita steril, nggak perlu pegang-pegang kran. Tiap kali mahasiswa pasca sarjana ke Kadiwono, pasti memberikan ilmu baru, tapi mudah dipraktekkan bagi masyarakat di sini, “ ujar Ridwan.

photo6131843792987335247-5f22d36a097f3608167b3cd2.jpg

Ketua program studi ketahanan nasional sekolah pasca sarjana UGM, Armaidy Armawi mengajak masyarakat memanfaatkan dunia digital untuk pengembangan ekonomi, menuju desa mandiri.

“Sarana cuci tangan tadi misalnya, itu bagian dari teknologi. Artinya masyarakat dalam mewujudkan kemandirian, harus cerdas berkreasi dan berinovasi. Jadi tidak menjadi obyek, tapi warga bisa menciptakan. Kalau ada keuntungan, untuk warga sendiri, bukan malah untuk pihak ketiga, “ terang Armaidy.

photo6106955647212956201-5f22c3a2097f364a007b0474.jpg

photo6109207447026641444-5f238324097f3614ae6db662.jpg


Selama berada di Desa Kadiwono sejak (19/07) lalu, mahasiswa yang turun ke lapangan melakukan serangkaian aktivitas. Kegiatan penghijauan, berupa pembuatan biopori, penanaman pohon kelor, matoa, gayam dan jeruk di beberapa lokasi rumah warga utamanya di perwakilan dasa wisma, desa Kadiwono. Pendampingan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pelatihan mengurus sertifikasi halal dan PIRT bagi pelaku UMKM, pemasaran produk melalui medsos di tengah pandemi covid, pembuatan biopori, pengelolaan sampah organik, dan ditutup dengan kegiatan pencegahan Covid-19.

photo6100411031881886132-5f22c2a6097f362665732c42.jpg


Kegiatan tersebut mengundang narasumber secara langsung maupun secara daring (online) kepada masyarakat desa, yakni, Wakil Direktur Poltekes Kemenkes Yogyakarta bidang Kesehatan Lingkungan, Dr. Iswanto, Guru Besar bidang Ekonomi UGM, Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec, PhD, dari Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi UKM, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, serta dosen dari Prodi Ketahanan Nasional.

photo6102662831695571535-5f22c2d5097f3631ca4c3ea2.jpg

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline