Lihat ke Halaman Asli

Slamet Samsoerizal

Fiksi dan Nonfiksi

Akses Air dan Sanitasi Nyaman Penting bagi Pembangunan

Diperbarui: 27 Mei 2024   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telaga 7 Serendah (SSDar/visit huluselangor@facebook.com)

Akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman, pasokan air yang dapat diandalkan untuk pertanian dan industri, serta perlindungan terhadap kekeringan dan banjir sangat penting bagi pembangunan manusia dan ekonomi, demikian laporan Bank Dunia yang dirilis pada hari Senin (20/5). Selama 20 tahun terakhir, jumlah orang yang kekurangan air minum yang aman dan sanitasi dasar telah meningkat masing-masing sebesar 197 juta dan 211 juta.

Saat ini, lebih dari dua miliar orang masih kekurangan akses terhadap air minum yang aman, dan 3,5 miliar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang dikelola dengan aman. Penyakit menular yang diakibatkannya berkontribusi pada setidaknya 1,4 juta kematian tahunan dan 50% malnutrisi global.

Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi sangat berbahaya pada masa kanak-kanak, demikian laporan Water for Shared Prosperity. Sebuah laporan yang dirilis pada Forum Air Dunia ke-10 di Bali, Indonesia oleh Kelompok Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia.

Air yang tidak memadai dan tidak aman memengaruhi perkembangan anak usia dini, dan waktu yang dihabiskan untuk mengambil air, sanitasi dan kebersihan yang tidak memadai, serta kekeringan atau banjir dapat mengganggu proses belajar dan menyebabkan anak putus sekolah. Didorong oleh emisi global, negara-negara berkembang paling terdampak oleh guncangan iklim. Antara tahun 2000 dan 2021, negara-negara berkembang mengalami kekeringan yang lebih parah dan banjir yang lebih lama dibandingkan negara maju, dengan dampak jangka panjang pada gizi, kehadiran di sekolah, dan kesejahteraan ekonomi.

Negara-negara berkembang secara tidak proporsional bergantung pada sektor-sektor yang bergantung pada air, terutama pertanian, untuk mendapatkan pekerjaan. Secara global, lebih dari 800 juta orang berisiko tinggi mengalami kekeringan dan dua kali lebih banyak yang tinggal di titik-titik rawan banjir.

"Untuk meningkatkan mata pencaharian, reformasi dan investasi yang signifikan diperlukan untuk menyediakan layanan air dan sanitasi yang dikelola secara efisien bagi mereka yang tidak memiliki akses, dan untuk memperkuat ketahanan terhadap risiko hidro-iklim," ujar Manuela V. Ferro Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, , yang memimpin tim Bank Dunia pada World Water Forum.

Dilansir dari miragenews.com, Water for Shared Prosperity menawarkan rekomendasi spesifik tentang bagaimana meningkatkan keamanan air di negara-negara berkembang: melindungi akuifer yang semakin menipis dan sumber daya air tawar yang tidak terdistribusi secara merata akan membutuhkan lebih banyak kerja sama internasional, menerapkan solusi berbasis alam yang telah terbukti seperti reboisasi dan berinvestasi pada infrastruktur penyimpanan air untuk mencegah limpasan air dan menyediakan air di musim kemarau. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline