Mimpi Hyperloop sudah tidak ada lagi-setidaknya untuk saat ini. Sumber mengatakan kepada Bloomberg bahwa Hyperloop One, perusahaan rintisan yang dulu sangat digembar-gemborkan untuk membangun kereta barang berkecepatan tinggi, akan ditutup.
Hari-hari terakhirnya kini berupaya untuk menjual aset-asetnya, termasuk sebuah lintasan uji coba di Nevada. Sebagian besar pekerja perusahaan telah diberhentikan. Karyawan yang tersisa sekarang telah diberi hari terakhir pada 31 Desember. Sebuah sumber mengatakan bahwa setiap dan semua kekayaan intelektual akan ditransfer ke DP World, sebuah konglomerat yang berbasis di Uni Emirat Arab yang memiliki saham mayoritas di Hyperloop.
Sistem hyperloop menggunakan sistem levitasi magnetik yang akan menghasilkan perjalanan yang nyaris tanpa suara dan sangat cepat - diperkirakan, misalnya, perjalanan antara New York City dan Washington, DC, akan memakan waktu hanya setengah jam.
Itu "dua kali lebih cepat dari penerbangan jet komersial dan empat kali lebih cepat dari kereta api berkecepatan tinggi," menurut Reuters.
Bloomberg mencatat bahwa Hyperloop One muncul pada tahun 2014, setelah CEO SpaceX Elon Musk menyebarluaskan sebuah buku putih yang merinci seperti apa teknologi ini nantinya.
Namun, "itu adalah mimpi yang terlalu mustahil untuk dunia ini," meskipun perusahaan ini telah mengumpulkan dana sebesar $450 juta (Rp6.960.082.500.000,00) dalam bentuk modal ventura dan investasi lainnya sejak didirikan, demikian tulis The Verge.
Hyperloop One tidak hanya tidak pernah mendapatkan kontrak untuk membangun hyperloop yang berfungsi, tetapi beberapa nama besar perusahaan ini, termasuk dua orang pendirinya, terjebak dalam tuduhan pelecehan, pelecehan seksual, dan penipuan.
Prototipe Hyperloop One hanya melakukan satu kali uji coba dengan penumpang manusia, pada tahun 2020, tetapi pod tersebut hanya mampu mencapai kecepatan 100 mph-jauh dari kecepatan tertinggi 760 mph yang telah dipromosikan.
Ada beberapa perusahaan kecil yang sedang mengerjakan teknologi hyperloop. Dilansir dari laman theverge.com, "matinya salah satu perusahaan hyperloop terbesar menandakan akhir dari mimpi tersebut."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H