Lihat ke Halaman Asli

Slamet Budiman

Selfemployed

Yuk Berempati

Diperbarui: 13 April 2020   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Latar belakang kita berbeda ; pendidikan, keuangan dll. Bicara statistik, berapa GDP kita sebelum pandemik korona ?. Berapa jumlah penduduk berpenghasilan rendah (miskin) sebelum pandemik?.

Seruan untuk tetap berada di rumah ditengah pandemik ibarat buah simalakama bagi sebagian besar warga di level rendah (atau maaf) miskin, pedagang sayur emperan, gerobak mie ayam, pedagang gerobak di tiap sekolah dasar, ojek daring, ojek pengkolan, supir angkot dll.

Bagi mereka dengan profesi di atas, berada di rumah berarti kesulitan keuangan atau = susah makan. Mengais rezeki dengan beraktifitas di luar rumah seperti biasa = resiko tertular virus. Untuk tetap berada di dalam rumah mereka mau kok jalankan, bukan hanya untuk berempati mengurangi beban mereka, tenaga paramedis yg saat ini berada di garda terdepan tapi karena juga takut tertular menjadi berlabel ODP bahkan PDP namun versus memenuhi "perut yang lapar".

Mereka sudah tahu kok, ada BLT dll, tapi kapan ya eksekusinya ?. Dimana, bagaimana untuk berapa lama ?.

Bisa tidak ya untuk menyongsong Ramadhan & Iedul Fitri tahun ini (Insyaa Alloh), bagi korporat dalam beriklan (makanan, minuman dll) di media tv agar konten iklannya dibedakan dari tahun sebelumnya ?. Iklan yang bisa menampilkan empati pemirsanya di rumah tapi tetap bisa mendongkrak "sales target" korporat. Bagi pemirsa tv di rumah yang tergolong terdampak (secara ekonomi) akibat situasi pandemik ini, hanya bisa "mengelus dada" melihat jeda iklan tetap dengan konten "nothing happen" atau bahkan konten dari spot lama. Sambil mengelus dada juga mencari akal untuk mencari jawaban agar dapat menenangkan buah hati di rumah...sabar ya nak.

Semoga Alloh SWT, Tuhan YME..mengampuni dosa saya & kita semua...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline