Menara itu menunduk tangannya melambai
Menunggu wajah lusuh digilas ombak berderai
Dipapah ke bawah rindang agar batinnya damai
Tengah hari baru menggelincir nafas tlah lunglai
Matanya bercerita tentang pelangi tak merona
Telinga hanya denging dari debur juta pesona
Keindahan panca warna redup dalam indera
Nyanyian surga membahana sunyi dirasanya
Hanya teratai di dadanya kemilau merekah
Terpancar aura bening dari dinding wajah