Lihat ke Halaman Asli

Slamet Arsa Wijaya

Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Selamat Jalan Sang Tangan Tuhan, Prestasimu Abadi di Dunia Olah Kulit Bundar, Jutaan Orang Terus Mengenangmu

Diperbarui: 26 November 2020   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Dunia sepak bola kehilangan lagi satu legendanya. Diego Armando Maradona meninggal dunia dalam usia 60 tahun, Rabu (25/11/2020) waktu Inggris. 

Maradona yang menggantungkan sepatu, dan beralih menjadi arsitek timnas Argentina selama dua tahun (November 2008 -- Juli 2010) ini meninggal akibat pemdarahan di otak.  

Tepatnya bintang  yang pernah tampil 91 kali dengan perolehan 34 gol ini. seperti diwartakan beberapa media online, meningal pasca menjalani operasi otak. Persisnya mengalami pembekuan darah di otak atau yang biasa disebut hematoma subdural.

Sejak memutuskan menggantungkan sepatu pada 1997, Maradona diwartakan media kerap mengalami gangguan kesehatan. Misalnya pemain bola yang membawa Piala Dunia 1986 untuk Argentina ini, pernah dirawat di rumah sakit pada Januari 2019 akibat pendarahan internal di perut. 

Jauh sebelumnya, pada 2004, sang bintang juga pernah dilarikan ke rumah sakit karena penyakit jantung dan pernapasan parah efek dari kecanduan narkoba.

Pemain bertubuh gempal yang nyohor dengan gol tangan Tuhan ini, juga pernah menjalani operasi bypass lambung, guna mengontrol berat badannya, serta melakukan perawatan untuk penyalahgunaan alkohol.

Artinya sang legenda sepak bola Argentina ini tidak meninggal mendadak tetapi selang seminggu setelah meninggalkan rumah sakit usai menjalani operasi otak. 

Seperti di kutip CNN Indonesia.com, dokter neurologis yang menangani operasi Maradona, Dr. Leopoldo Luque, mengatakan bintang  kelahiran Lanus, Buenos Aires, Argentina pada 30 Oktober 1960 ini, mengalami perkembangan baik usai operasi pada Selasa (3/11) itu.

Masih menurut Dokter Luque, gumpalan darah yang terletak di antara selaput dan otak msang aha bintang itu, biasa terjadi karena kecelakaan, namun Maradona tak mengatakan tidak ingat pernah mengalami kejadian tersebut. 

Sehingga kronologisnya, tiga hari setelah berulang tahun ke-60, pada 30 Oktober, Maradona dilarikan ke rumah sakit karena dugaan dehidrasi, anemia, dan depresi.

Tepatnya lagi ada sebab-musabab penyakitnya yang berunjung berpulangnya menghadap Tuhan. Pelatih Gimnasia La Plata ini, dilaporkan mengalami kesulitan berjalan, pada akhir babak pertama dalam sebuah pertandingan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline