Bila segelas air putih mampu meredam dahaga. Terasa semilir hadirkan senyum tawa adalah kejernihan menyusupi pori-pori jiwa. Nafsu, dendam dan dengki terlepaskan dari sukma.
Bila masih merasa dahaga, cari mata air di lembah yang tumbuhkan dedaunan sejuk dan banyak mereguk petuah. Nurani kemilau bersih dari segala sampah, perangai santun tebarkan damai sepanjang langkah.
Bukan di langit kedudukan Tuhan yang maha tinggi, sehingga tiada sulit menggapai, pula tanpa mahar susahkan diri untuk dekat ersamanya. Dia ada di dada ini bersemayam dalam singgasana hati. Yang sudah bersahabat indah mewarnai situasi apap pun
Letak surga pun lebih dekat letak dan jelas sudutnya. Meraihnya sangat gampang tak perlu menebus bersyarat berat. Cukup bersih diri suci nurani cahaya terang pun baluri jiwa. Berenang dan senang-senanglah dalam samudera cinta dengan keindahannya.
Jangan terkecoh muslihat, nikmat dunia tak seberapa, dunia cuma perolehan tuk beli tiket terbaik menuju nirwana abadi. Tapi bukan bekal berkalung mesiu jegal nyawa tak berdosa. Bukan menawarkan tiket surga dengan memfitnah, menindas dan menjelek-jelekan sesama umat.
Bohong jika semua ulah dosa berbalas bidadari tujuh puluh memapas di pintu surga. Mengaku suci dan dekat dengan Dia tetapi depankan pemusuhan dan kebencian, hanya logika durjana membenci sesama apalagi membuhuh berimbal pahala.
*****.
Bekasi, 26/10/2020
#esawe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H