Ketika dermaga sudah di muka jendela
Gelombang samudera di tatapan mata
Pantaskah mengaku ada di ruang hampa
Benar tak dengar apa apa atau membuta
Sadar, kita ini ada di pusaran mutli prahara
Bila celaka tak libatkan sobat habis perkara
Tetapi ini berantai terkena satu kena semua
Wajibnya kita waspada bukan saling curiga
Tiada yang paling kuat dia intai nyawa kita
Nurani biar bicara tak salahkan siapa siapa
Jiwa, lucuti angkuhku dan lebar buka mata