Peradaban modern bukan peradaban dimana masyarakat berhasil menjadikan "Agama" sebagai dasar sendi-sendi moral. Tetapi jaman dimana masyarakat sudah sadar bahwa untuk "bermoral" tidak perlu agama.
Bersyukurlah bahwa kau sudah punya kehidupan saat ini dan tetap diberi hidup, tinggalkanlah pemikiran angkuh dan sia-sia akan keinginan memiliki kehidupan kedua. Terlalu jauh dan angkuh. Menunggu surga setelah kematian terlalu lama dan menakutkan serta penuh resiko. Bagaimana mulai hari ini kita membawa surga di lengan kita masing-masing sesuai kapasitas diri, untuk teman-teman terdekat kita?
Tetapi aku juga akan sombong dan angkuh jika tidak percaya pada Tuhan. Hanya saja aku ragu jika Tuhan memiliki agama. Bagiku agama bukan diciptakan oleh Tuhan, melainkan manusia yang menciptakannya. Mengapa? Ya itulah yang saya yakini saat ini. Juga bukan berarti aku tak menghargai agama. Bahkan aku lahirpun di keluarga yang beragama. Bangga? Sedikit. Sisanya aku kecewa karena orang tua ku harus mengajarkan aku satu agama saja yang ia percayai. Tak peduli aku percaya atau tidak aku tetap dipaksa untuk mempelajari dan mematuhi segala syarat dan ketentuan manusia yang beragama.
Terserah kalian jika ingin menyebutku kafir atau manusia sombong. Aku tetap menghargai pendapat kalian dan tak kan pernah ada rasa benci. Aku hanya benci kepada manusia yang menjadikan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan. Ia lebih angkuh daripada seseorang yang tidak percaya Tuhan dan Agama.
Mulai saat ini bergeraklah sebagai anak muda yang mencintai sesama tanpa embel-embel agama. Jagalah alam yang telah Tuhan titipkan kepada kita. Kasihilah binatang-binatang disekitar kita yang kita yakini bahwa ia juga perasa.
Jadilah anak muda yang Rasional! Bagimu agamamu, bagiku kau tetap saudaraku. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H