Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Pengendalian Emosi melalui Layanan Bimbingan Klasikal Berbasis Discovery Learning

Diperbarui: 14 Desember 2022   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan zaman dari masa ke masa berpengaruh dalam kehidupan manusia, antara lain pada emosi manusia. Emosi adalah hal yang selalu ada dalam diri manusia, untuk berkembang dengan maksimal manusia perlu mengendalikan emosinya dengan tenang dan bijak. Oleh karena itu manusia harus pintar dalam mengendalikan emosinya.

Pengertian emosi yaitu suatu pola perubahan individu yang diiringi dengan keadaan perasaan yang komplek yang dapat membangkitkan dan memotivasi diri individu dalam bertingkah laku. Emosi sendiri ada yang negatif ada pula yang positif, tergantung individu bisa mengelola ke arah positif atau malah negatif. Macam-macam emosi sendiri ada berbagai macam diantaranya emosi marah, emosi sedih, emosi iri, emosi takut, dan emosi senang.

Kurangnya pengendalian emosi sering kita jumpai di berbagai usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sekalipun pasti pernah tidak bisa mengontrol emosinya. Kita sering menjumpainya di sekitar kita, begitu juga di sekolah khususnya di SMP ada beberapa anak yang kurang bisa mengendalikan emosinya. Contoh yang terjadi di SMPN 3 Purwokerto misalnya ada peserta didik yang sedang bermain dengan temannya namun ketika ingin bercanda namun membuat salah paham bisa membuat peserta didik tersebut emosi, ada yang bisa mengontrol adapula yang sampai berkelahi dengan temannya. Untuk itulah kita perlu belajar mengenai pengendalian emosi dalam diri.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik kurang dalam mengendalikan emosinya, menurut Ahmadi yaitu keadaan jasmani, keadaan dasar remaja (pembawaan), keadaan remaja suatu waktu. Lalu bagaimana cara kita agar bisa lebih mengendalikan emosi? salah satu caranya yaitu kita harus berfikir jernih dalam melakukan tindakan dan harus selalu kita dasari dengan akal sehat, selain itu kita juga harus tenang dalam setiap keadaan yang bisa menyulut emosi kita, kita harus sadar tindakan yang akan kita lakukan tidak berdampak buruk bagi diri kita dan orang lain, yang ketiga kita harus selalu berusaha memaafkan kesalahan orang lain, karena bila kita balas dendam hanya akan mengundang balas dendam lainnya.

Strategi yang dilakukan guru BK untuk membantu peserta didik mengendalikan emosinya yaitu dengan menggunakan layanan Bimbingan klasikal dengan teknik discovery learning. Peserta didik mengingat kembali emosi-emosi yang telah terjadi di masa lalu kemudian emosi tersebut didiskusikan dengan temannya sehingga dapat masukkan dan saran terkait emosi yang dilakukan. Dengan begitu secara mandiri peserta didik dapat belajar memperbaiki perilaku pengendalian emosi sehingga terus berkembang menjadi manusia yang utuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline