Diantara syarat mutlak seorang murid dapat memahami suatu ilmu adalah adab yang baik kepada sang guru. Siapapun, serajin apapun, sehebat apapun, semulia apapun nasabnya, semaksimal apapun tirakatnya, namun jika luput dari adab kepada guru, bisa dipastikan ia tidak akan memperoleh ilmu meski seujung kuku.
Al-Imam Habib Ali bin Hasan al-Atthaas, nafa'ana Allah bi 'ulumihi menyatakan bahwa, sebesar apa adab seorang murid kepada gurunya seperti itu jugalah ilmu, pemahaman, dan cahaya (terbukanya segala hijab batin) yang akan diperoleh. Bahkan, seberapa besar kadar kemuliaan sang guru di hatimu adalah gambaran tentang kadar kebesaran dirimu di sisi Allah.
Dalam redaksi yang hampir sama, Imam Nawawi rahimahu Allah secara tegas menyatakan bahwa, wajib bagi seorang murid untuk tawadhu' dan berakhlak mulia kepada gurunya. Tak peduli usia murid lebih tua dari sang guru, lebih terkenal darinya, atau bahkan bernasab lebih mulia darinya, setiap murid tetap wajib tawadhu' kepada gurunya. Karena dengan tawadhu' itulah murid akan memperoleh ilmu.
Tentang pentingnya adab kepada sang guru juga menjadi perhatian serius Al-Imam Abu Sahl Muhammad bin Sulaiman ash-Shu'luki asy-Syafi'i. Beliau berkata, dosa durhaka kepada orang tua dapat dihapus dengan bertaubat, namun dosa durhaka kepada sang guru tak akan pernah bisa dihapus oleh apapun kecuali ridho guru tersebut.
Jika selama ini kita telah belajar banyak hal namun belum memahami apapun, maka akhlak dan etika kita kepada guru perlu dievaluasi. Begitulah, adab seorang murid kepada gurunya memang berbanding lurus dengan ilmu yang akan diperoleh.
Bengkalis, 04/12/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H