Lihat ke Halaman Asli

Slamat Riyadi

Laki-Laki (Mahasiswa UIN Jambi)

Home Industri Pembuatan Tempe di Desa Lesung Batu

Diperbarui: 11 September 2020   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Asslamu'alaikum wr wb

Saya Slamat Riyadi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi semester V fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain seperti kapang Rhizopus, yang lebih dikenal sebagai ragi tempe. Banyak sekali kandungan gizi yang terkandung pada tempe yaitu, protein, vitamin B, asam lemak, antioksidan, dan antibiotik alami.

Begitulah yang dilakukan oleh sekelompok org di Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA), melihat peluang usaha yang cukup menjanjikan dikala wabah covid19 melanda di seluruh Indonesia."Proses pembuatan tempe tidak terlalu rumit itulah yang membuat kami membuka usaha ini", ujarnya salah satu tenaga kerja yang saya wawancarai. 

Langkah-langkah yang dilakukan dalam produksi tempe yang pertama adalah biji kedelai ditampi menggunakan tampah, lalu dicuci menggunakan air mengalir sampai bersih. Kemudian biji kedelai direbus selama 30 menit atau mendekati setengah matang, setelah direbus biji kedelai direndam selama semalam dan kulit arinya dikupas. Setelah itu biji kedelai direbus lagi selama 1jam untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.

Proses selanjutnya adalah tahapan Inokulasi (pemberian ragi). Biji kedelai yang sudah dingin ditaburi ragi tempe (1g ragi untuk setiap kg kedelai) dan diaduk hingga merata.Kemudian kedelai tersebut dibungkus/dicetak menggunakan daun pisang dan kantung plastik bersih.

Setelah selesai pembungkusan tempe yang sudah jadi di diamkan selama kurang lebih 2 hari supaya berjamur.
Lalu tempe yang sudah di diamkan tersebut siap untuk di jual ke masyarakat sekitar, dan dihargai dengan RP.1000 untuk bungkus plastik yang beratnya 7m/g sedangkan untuk bungkus daun pisang seharga RP.2000 dan beratnya 100g.

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline