Zaman dahulu kita mengenal adanya filsafat Yunani, ilmu pengetahuan Mesir, Ilmu pengetahuan Babilon, peradaban Arab yang menghasilkan ilmu pengetahuan Arab, teknologi China dll. Namun di era sekarang yang semakin mengaburnya batas antar regional atau negara membawa implikasi akan bebasnya informasi terakses oleh semua manusia dibelahan bumi manapun. Begitu bebasnya arus informasi mengalir membawa dampak yang cukup siknifikan dalam perkembangan teknologi dikarenakan mudahnya para ilmuwan dan enginer dalam mengakses informasi dan saling berkomunikasi.
Dalam kondisi yang semakin terbuka seperti era globalisasi ini, salah satu hal yang sangat dipengaruhi adalah dalam hal perdagangan. Setiap negara akan semakin mudah untuk melakukan perdagangan internasional dengan dihapusnya pajak masuk barang impor, termasuk di Indonesia yang tahun 2015 mendatang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (AEC). Barang dari negara-negara Asean akan semakin mudah masuk ke dalam negeri dan bersaing dengan produk domestik yang tidak menutup kemungkinan akan produk murah berkualitas. Hal ini harusnya dapat di-counter oleh para pengusaha di Indonesia dengan cara mengoptimalkan sistem produksi barang, baik secara ekonomi maupun teknis. Disinilah peran ilmuwan dan enginer dibutuhkan. Mereka harus bisa mengaplikasikan ilmunya untuk mengembangkan sistem produksi, optimasi barang dan jasa serta mencari kebutuhan bahan yang dapat dipakai oleh para pengusaha untuk menghasilkan produk, baik barang maupun jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Selain dalam barang dan jasa, Globalisasi juga akan membuat persaingan dalam hal profesi akan semakin meningkat. Pekerja dari kelas bawah maupun spesialis akan semakin mudah menjangkau ranah dalam negeri. Jika dalam hal ini, pekerja tidak dibekali oleh kemampuan atau skill yang mumpuni, maka akan tergilas oleh para pekerja asing. Disini para ilmuwan juga diperlukan untuk membentuk pola pikir pada para pekerja untuk bisa mencapai tingkat yang mumpuni ditingkat regional ASEAN. Kita bisa melihat perkembangan India dimana dalam kondisi ekonomi yang tak begitu jauh dengan di Indonesia secara umum, namun mereka mampu memiliki kemampuan ekspor barang yang memiliki kualitas tinggi. Mereka bahkan mampu memikat perusahaan-perusahaan raksasa untuk membangun pabrik di negara berpenduduk kedua terbesar didunia tersebut, sebut saja Microsoft, Oracle, Apple bahkan Intel. Pusat pengembangan perusahaan teknologi di India berpusat di Bangalore atau sekarang lebih dikenal dengan julukan Silikon Valley-nya India. Hal itu dikarenakan kemampuan para ilmuwan komputer mereka dari institusi pendidikan, lembaga penelitian dan industri berhasil membangun mindset teknologi tinggi dan kecakapan yang mumpuni kepada para pekerja terutama remaja untuk mempelajari teknologi komputer dan programming. Atas usaha keras yang dilakukan para ilmuwan dan enginer komputer India tersebut, kini India memiliki banya programmer muda, bahkan terbesar didunia. Bagaimana di Indonesia?
Para ilmuwan dan enginer seharusnya mampu memberikan pencerahan dan pembekalan kepada masyarakat akan pentingnya memanfaatkan Globalisasi tersebut. Dengan globalisasi, kesempatan untuk berinteraksi secara luas semakin terbuka, globalisasi memberika kemudahan untuk saling berkomunikasi.
Dalam hal pemanfaatan globalisasi, kita bisa melihat contoh seperti China. Di Indonesia, tulisan made in China sepertinya telah menjadi pandangan biasa dalam masyarakat, dari produk kecil seperti mainan anak-anak dan jepit rambut sampai produk hi-tech seperti AC dan barang elektronik lain. Hal ini karena keberhasilan China lewat para ilmuwanya untuk mengkonversi sistem padat karya menjadi sistem produksi dengan teknologi tinggi, sehingga mereka dapat memproduksi barang dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat yang berimplikasi terhadap harga barang yang sangat terjangkau. Hal ini dapat diamati pada produk asal Tiongkok di pasar dalam negeri. Selain Tiongkok, kita bisa melihat Korea Selatan dan Jepang dimana setelah terombang ambing dalam perang, pemerintah Korea Selatan dan Jepang melakukan strukturisasi dalam perekonomian dan perindustrian mereka yang melibatkan para ilmuwan, dan hasilnya pun dapat kita lihat dikedua negara tersebut sekarang.
Dalam konteks globalisasi ini, ilmuwan dan enginer sangat penting dan urgent untuk terus mengembangkan kemampuan masyarakat dalam rangka menyambut globalisasi, baik itu dari sisi softskill maupun teknis-material. Ditengah banjir informasi yang terus meningkat sejalan dengan perkembangan internet, para ilmuwan juga harus mampu memberi pencerahan kepada masyarakat dan pekerja, mana informasi yang pantas dan mana yang tak perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H