[Sebuah Puisi Galau]
Sa… catatan yang aku buat ternyata tidak bisa menemukan halaman karena modem yang sedang kugunakan tidak memiliki alamat yang tepat. Ah, Sa… betapa aku merindukan kamar dengan monitor segede gaban dan koneksi internet yang tak ada matinya itu. Akan kuunduh wajah dan senyummu, menjadi wallpaper di hatiku, berkali-kali.
Ingat, Sa? Di kamar itu alarm berbunyi menggerayangi malam nan hitam karena lampu sengaja padam. Kita mendengar, tapi malas menggeliat dari dekapan tangan-tangan kampuh sehingga kolekan pun luruh. Kita juga mendengar, hujan kian menandak-nandak di luar. Tangan-tangan gerimis berkeliaran, meretas kisi-kisi hati dan mulai beraksi. Alarm padam. Pc pun tetap padam. Ada bara lain yang berkobar. Malam pun terkapar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H