Abstract
This study focuses on the socialization and training for producing Ting Ting Ginger Candy in Kaliboto Lor Village, Lumajang Regency. Known for its potential in the micro, small, and medium enterprises (MSME) sector, Kaliboto Lor predominantly produces tempeh and banana chips. However, the product diversity remains limited. Through interviews, it was discovered that ginger is widely grown in the village but underutilized. This training introduces an innovative method to convert ginger into a more practical form—ginger candy—thereby providing a new MSME product. The initiative aims to enhance product variety, competitiveness, and open new business opportunities for the villagers. The study also discusses the health benefits of ginger candy and explores the market potential, considering the large consumer base in Indonesia.
Keyword: Ting Ting Ginger Candy, Product Innovation, UMKM
Abstrak
Penelitian ini menitikberatkan pada sosialisasi dan pelatihan pembuatan Permen Ting Ting Jahe di Desa Kaliboto Lor, Kabupaten Lumajang. Desa ini dikenal memiliki potensi besar dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dengan produk utama berupa keripik tempe dan pisang. Namun, keragaman produk di desa ini masih terbatas. Melalui wawancara, diketahui bahwa jahe banyak ditanam di desa ini, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pelatihan ini memperkenalkan metode inovatif untuk mengolah jahe menjadi bentuk yang lebih praktis, yaitu permen jahe, yang dapat menjadi produk baru UMKM. Inisiatif ini bertujuan untuk menambah variasi produk, meningkatkan daya saing, dan membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat desa. Penelitian ini juga membahas manfaat kesehatan dari permen jahe serta potensi pasarnya, dengan mempertimbangkan pangsa konsumen yang besar di Indonesia.
Kata kunci: Permen Ting-Ting Jahe, UMKM, Inovasi Produk
Pendahuluan
Desa Kaliboto Lor, yang terletak di Kabupaten Lumajang, dikenal sebagai daerah dengan potensi besar dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagian besar UMKM di desa ini memproduksi keripik tempe dan pisang, yang menjadi komoditas utama dan mendominasi pasar lokal. Namun, diversifikasi produk di desa ini masih terbatas, yang membuat variasi produk UMKM kurang berkembang.
Penelitian melalui wawancara dengan masyarakat setempat menunjukkan bahwa banyak warga menanam jahe, namun pemanfaatan jahe masih belum optimal. Jahe sebagian besar digunakan sebagai bumbu dapur dan bahan minuman tradisional, padahal jahe memiliki potensi besar baik dari segi manfaat kesehatan maupun peluang bisnis. Dengan adanya potensi ini, kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan permen Ting Ting Jahe diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah jahe dan menciptakan produk inovatif yang dapat bersaing di pasar.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik baru dalam memanfaatkan jahe, dan diharapkan dapat menambah variasi produk UMKM Desa Kaliboto Lor, meningkatkan daya saing produk, serta membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat.
Metode