Ditahan imbang Laos, adalah TEGURAN agar semua penggawa yang di panggil Shin Tae-yong (STy) pandai bersyukur dan cerdas mengukur diri. Pasalnya, ditahan imbang oleh Laos yang peringkat FIFAnya 186, sama dengan KALAH.
Terlebih, 3 gol yang diciptakan oleh Laos ke gawang Indonesia, kejadiannya seperti peribahasa "jatuh 3 kali ke lubang yang sama itu, seperti keledai." Ungkapan untuk menggambarkan kebodohan seseorang yang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama.
Dalam kasus Timnas Indonesia ini, para pemain nampak ada yang jumawa dan tidak mengukur diri. Ada pula pemain yang berupaya membayar kepercayaan pelatih yang bukan hanya memanggil mereka ke Timnas, tetapi juga memberikan kesempatan menit bermain. Sayang, kesempatan dan kepercayaan pelatih, tidak dapat dibalas dengan penampilan yang diharapkan, karena memang kondisi kompetensinya belum sampai.
Bisa jadi, para pemain tidak tahu bahwa selama ini, Garuda sudah 10 kali bertemu Laos dengan rekor 9 kali menang dan 1 kali imbang. Bahkan dalam 9 kali menang, semua menang telak. Sementara saat imbang, karena Indonesia sedang ada kondisi dualisme federasi, yaitu di Piala AFF 2012.
Berikut, lengkapnya 10 laga vs Laos:
1. Indonesia 3-0 Laos - King's Cup - 26 November 1969.
2. Indonesia 5-1 Laos - Jakarta Trophy - 7 Juni 1972.
3. Laos 1-5 Indonesia - Piala AFF - 2 September 1996.
4. Laos 2-5 Indonesia - SEA Games - 5 Oktober 1997.
5. Indonesia 6-0 Laos - Piala AFF - 7 Desember 2004.
6. Indonesia 3-1 Laos- Piala AFF - 17 Januari 2007.
7. Indonesia 6-0 Laos - Piala AFF - 4 Desember 2010.
8. Indonesia 2-2 Laos - Piala AFF - 25 November 2012.
9. Indonesia 5-1 Laos - Piala AFF - 28 November 2014.
10. Laos 1-5 Indonesia - Piala AFF - 12 Desember 2021.
Prediksi dihancurkan pemain
Sebelum laga, sesuai kondisi matematis dan head to head, meski Garuda Muda diisi pemain regenerasi plus, sudah menang atas Myanmar, maka siapa yang akan berpikir Garuda Muda diimbangi Laos. Bahkan, cara Laos mengimbangi Indonesia pun, membuat para pemain Indonesia nampak "bodoh".
Padahal, saya juga melihat tidak ada yang salah dengan game plan, strategi, taktik, dan komposisi pemain yang diterapkan STy. Dan, saya juga yakin, STy memang harus mencoba semua pemain untuk mencari komposisi terbaik saat bertemu lawan sebenarnya, Vietnam.
Sayang, khususnya para pemain belakang dan tengah, tidak mampu mengukur diri, lalu mempermalukan diri sendiri, sekaligus mempermalukan STy dan Indonesia. Mungkin yang ada di otaknya, sebab main di kandang, mau membuktikan bahwa, meski statusnya pemain bertahan, tetapi mampu menciptakan gol. Tapi tidak berpikir, sektor yang ditinggalkan tidak mampu diamankan karena TIPSnya rendah.
Setali tiga uang, para pemain gelandang, selain tidak dapat berfungsi sesuai tugasnya, tidak mampu membantu pertahanan dan tidak mampu membantu serangan sesuai harapan, nampak sekali tekniknya lemah, pun otak dan personalitynya seperti tidak dibawa ke lapangan, indikatornya, terciptanya gol Loas, selalu diawali kesalahan siapa? Lalu, berapa kartu kuning dipetik dan indahnya kartu merah?
Bila pemain depan mandul, tetapi sektor tengah dan belakang cerdas TIPS, saat tim tidak mampu menciptakan gol, maka gawang Indonesia pun akan tetap clean sheet.