Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Kolaborasi Pertunjukan Teater Indonesia-Korea Selatan

Diperbarui: 24 November 2024   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sutradara kolaborasi, Rangga  (kiri, Indonesia) dan Hyoung (Tengah, Korea Selatan). Foto Supartono JW

Sebuah program yang bertolak dari teks drama klasik, "A Midsummer Night's Dream" (Impian di Tengah Musim) karya William Shakespeare, dipentaskan dengan sadur bebas atas kerja kolaborasi antara pelaku teater Indonesia dan Korea Selatan.

Naskah diadaptasi oleh Lee Seon-yeon dan Rosida Erowati. Pertunjukan disutradarai oleh Hyoung Taek Limb (Korea Selatan) dan Rangga Bhuana (Indonesia), telah tersaji secara tertutup (baca: pertunjukan tertutup) di Gedung Teater Luwes (GTL) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Taman Izmail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu, 24 November 2024, pukul 16.00 WIB.

Sari pati dan program

Program yang diproduseri oleh Bambang Prihadi ini, singkatnya,
mengambil bentuk silang teks "A Midsummer Night's Dream" (Impian di Tengah Musim) yang kemudian diambil sari patinya untuk dijadikan inspirasi.

Sesuai program, proyek dilaksanakan dalam rentang waktu 3 tahun dan dibagi beberapa tahap.
(1) Tahun pertama (2024)
Terdiri atas perumusan gagasan, audisi, latihan, dan pertunjukan tertutup.
(2) Tahun kedua (2025) Pelaksanaan pertunjukan gala premier di Indonesia dan Korea Selatan.
(3) Tahun ketiga (2026) Mengikuti Hong Kong International Shakespeare Festival.

Pertunjukan tertutup

Bersyukur, dalam pertunjukan tertutup yang dipentaskan pada Minggu, 24 November 2024, di GTL TIM, Jakarta pukul 16.00 WIB, saya dapat ikut menjadi saksi dari kerja kreatif-inovatif-kolaboratif, sebuah naskah hebat karya Shakespeare dipadukan dalam dua budaya, Indonesia-Korea Selatan.

Undangan Pertunjukan. Foto Supartono JW

Usai pertunjukan sekitar satu jam, dalam diskusi kecil, terungkap bahwa, memproduksi pentas kolaborasi dari dua negara yang berbeda budaya, tidak mudah. Tetapi naskah Shakespeare yang mendunia, menjadikan kolaborasi tidak sulit. Salah satu catatan penting dalam proses  kolaborasi yang awalnya tidak mudah. Ternyata menjadi mudah saat proses dilakukan secara intens.

Pasalnya, persiapan untuk menggelar pertunjukan tertutup itu, disiapkan secara spartan, hanya dalam tempo sekitar 8 hari. Tetapi dalam sehari, sutradara Hyoung dan Rangga, memandu para aktor/aktris berlatih rata-rata 12 jam sehari. Didukung oleh para aktor, aktris, pemusik, dan tim produksi yang kompeten, menjadikan proses produksi mengalir.

Tak biasa, keren

Sejatinya, bagi penikmat karya-karya besar William Shakespeare, termasuk naskah "Impian di Tengah Musim" ini karena memahami jalan ceritanya, bisa jadi tidak sulit mencerna saat menyaksikan pertunjukan di atas panggung, kendati naskahnya hanya ditampilkan sari patinya atau semacam ringkasannya, bahkan dalam bentuk kolaborasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline