Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Setop Menjadikan Anak, Korban Mimpi Orang Tua & Pembina, dalam Hal Sepak Bola!

Diperbarui: 4 November 2024   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW


13 tahun yang lalu, Juli-Agustus 2011, dalam satu tugas pekerjaan, di setiap kota, di antarnya: di  Istanbul, Turkiye; Sofia-Viliko Tarnovo, Bulgaria; Kholn, Jerman; Amsterdam, Belanda; Brussel, Belgia; Paris, Prancis; dan Lucerne, Swiss, saya sempatkan bertanya  kepada seseorang. Pertanyaannya, "Mengapa Anda/anak/keluarga/Saudara memilih pekerjaan menjadi pemain sepak bola atau pekerjaan lain untuk menjalani kehidupan agar berhasil?"

Jawabnya ada di artikel: "Setop Menjadikan Anak, Korban Mimpi Orang Tua dan Pembina, dalam Hal Sepak Bola"

(Supartono JW.04112024)

Usia PSSI sudah 94 tahun. Namun, sepertinya, belum pernah ada Program Edukasi untuk orang tua Indonesia di ranah sepak bola akar rumput, menyoal "kecerdasan orang tua menjadi penentu arah anaknya hidup bermata pencaharian sebagai pemain sepak bola atau di bidang lain, sesuai bakat dan kemampuan soft skill dan hard skillnya".

Lihatlah fakta timnas sepak bola Indonesia terkini dalam ronde 3 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026. Di tangan Shin Tae-yong (STy), berapa pemain hasil pembinaan lokal yang dapat bersaing masuk strating 11 di banding pemain Indonesia hasil pembinaan negara lain?

Membina dan mengarahkan

Sejak lebih dari 34 tahun lalu, saat saya mulai membuat wadah sepak bola bagi masyarakat, setiap siswa/pemain yang bergabung menjadi anggota, melalui orang tuanya, selalu saya sampaikan bahwa wadah sepak bola yang saya buat, tujuan utamanya untuk mendidik, melatih, dan membina siswa/pemain untuk memahami dan menguasai permainan hingga turnamen/kompetisi sepak bola secara benar dan baik.

Pasalnya, di dalam permainan sepak bola terdapat semua nilai-nilai kehidupan nyata yang sebenarnya. Wadah yang saya buat bukan untuk mencetak pemain sepak bola, apalagi mengarahkan sepak bola menjadi mata pencaharian menjadi pemain klub atau timnas.

Namun begitu, namanya rezeki, tetap saja ada siswa yang akhirnya menjadikan sepak bola sebagai mata pencaharian. Ada yang menjadi pemain klub amatir, profesional, dan ada yang dapat bonus menjadi pemain timnas.

Bahkan pada Senin (4/11/2024) salah satu alumni siswa di wadah sepak bola saya masih menjadi bagian Timnas Futsal yang berhasil menggunduli Kamboja 9-0 dalam laga pertama Grup B ASEAN Futsal Championship 2024 di Terminal21 Korat, Nakhon Ratchasima, Thailand.

Sekali lagi, saya tegaskan bahwa wadah sepak bola saya, baik SSB mau pun Klub yang hingga saat ini masih saya kelola, konsisten dengan status PEMBINAAN MURNI, mendidik, melatih, dan membina siswa/pemain untuk memahami dan menguasai permainan hingga turnamen/kompetisi sepak bola secara benar dan baik. Terbuka untuk semua siswa/pemain yang berbakat mau pun tidak berbakat dalam sepak bola. Terbuka bagi siswa baik yang sudah nampak soft skill dan hard skillnya. Atau yang belum nampak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline