Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Netizen/Warganet, U-19 vs Korsel Maunya Apa?

Diperbarui: 1 September 2024   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fot9 Kompas.com


Menang atau kalah dengan sesama timnas negara Asia Tenggara, biasa. Menang versus Argentina, meski di kelas U-19, dalam tajuk turnamen untuk uji coba, adalah luar biasa=sejarah. Baru Indra Sjafri yang membuat catatannya.

(Supartono JW.31082024)

Setelah Timnas Indonesia U-19 kalah dari  Thailand U-19, di laga kedua Seoul Earth on Us Cup 2024 pada Jumat (30/8/2024) sore WIB, sejatinya peluang anak asih Indra Sjafri untuk menjadi juara masih terbuka, meski sangat berat. Pasalnya, Garuda Muda wajib menang dengan selisih 3 gol melawan tuan rumah Korea Selatan U-19 di laga pemungkas. Pun menunggu hasil laga Thailand vs Australia.

Namun, persoalan juara atau tidak, sebab event ini dijadikan sebagai laga uji coba jelang Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, bagi Indra Sjafri, terpenting, Indra mendapatkan deskripsi skuat sebenarnya. Siapa yang akan dipertahankan dalam tim, siapa yang akan didegradasi, dan siapa yang dapat promosi. 

Jadi, setiap laga memang dijadikan momentum untuk Indra dapat melihat kualitas kecerdasan teknik, intelegensi, persinality, dan speed (TIPS), baik secara individu mau pun tim.

Lebih pengamat, lebih praktisi

Sayangnya, apa yang dilakukan Indra Sjafri, bertepuk sebelah tangan dengan ekspetasi publik Indonesia (baca: netizen/warganet), yang maunya, setiap timnas berlaga harus main bagus dan menang gol. Tidak peduli apa jenis laga atau eventnya. Tidak tahu kondisi, tujuan, dan kebutuhan di dalam tim yang sebenarnya. Tidak mau tahu momennya uji coba atau event resmi, pokoknya timnas harus main bagus dan menang gol.

Bagi netizen/warganet yang cerdas Intelligence Quotient (IQ), Emotional Intelligence (EQ), dan Spiritual Intelligence (SQ), sederhananya, IQ berpusat pada kecerdasan berpikir, EQ tentang perasaan dan hubungan dengan orang, dan SQ tentang mencari arti dalam hidup, maka akan memahami kondisi Timnas U-19, bahwa event ini tujuannya sebagai ajang uji coba. Bukan untuk prestasi seperti di Piala AFF atau AFC yang akan datang. Meski tetap membawa gengsi dan martabat bangsa.

Untuk apa malu, kecewa, dan perasaan sejenisnya, lalu menghujat dan sejenisnya begitu Garuda Muda kalah gol dari Thailand?

Tapi begitulah kondisi netizen/warganet +62, di medsos bercampur dan berbaur dari mulai anak usia dini sampai orang dewasa. Bercampur yang belum terdidik dan sudah terdidik.

Sangat jelas, Indra Sjafri bertaggung jawab atas semua pemain yang dibawa ke Korea Selatan untuk uji coba ini. Dan sudah berbuat adil kepada semua pemain, untuk ditampilkan. Lalu dinilai, apakah nantinya layak untuk masuk skuat Timnas U-20 dalam Kualifukasi Piala Asia 2025?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline