Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Indra Sjafri, Mendulang Prestasi, Mumpuni dalam 4 Kompetensi

Diperbarui: 31 Juli 2024   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bola Kompas.com

Indra Sjafri=Guru. Sebagai pelatih, memiliki semua kemampuan kompetensi guru, di luar lisensi pelatih. Oleh karena itu, setiap Tim Nasional Indonesia yang dipercayakan untuk diampunya, selalu menorehkan prestasi yang MENGHARUMKAN nama bangsa dan negara di Asia Tenggara, diketahui bangsa-bangsa Asia dan dunia.

Empat kompetensi

Saya melihat dan memiliki catatan bahwa Indra kompeten dalam kepribadian, kompeten dalam pedagogi, kompeten dalam sosial, dan kompeten dalam profesional, khususnya dalam menangani setiap Timnas yang dipercayakan kepadanya dan dapat menyelami pikiran dan hati setiap pemain sesuai empat kompetensi tersebut.

Apa yang paling mencolok dari kepemelimpinan Indra Sjafri? Saya melihat dan mencatat bahwa Indra selalu mengutamakan pendekatan sosial kepada pemain yang dipilihnya. Lalu menyelami kepribadian dan karakter pemain.

Berikutnya, setelah memahami kondisi sosial, kepribadian dan karakter pemain, maka kemampuan pedagogi Indra diterapkan dalam membimbing para pemain secara proposional dan profesional di kepelatihan, sehingga pemain yang berhasil dididiknya, bukan hanya berkembang dalam hal "teknik (T) dan speed (S)" sepak bolanya, tetapi tergarap dan berkembang intelegensi (I) dan personalityny (P) khususnya di lapangan sepak bola.

Atas dasar kemampuan dan kompetensi Indra tersebutlah, maka, setiap Timnas yang diampunya, bukan hanya berproses selama TC, Uji Tanding, Turnamen antara, di dalam Turnamen/Kompetisi yang sebenarnya pun, sejak laga awal fase Grup hingga babak gugur semi final dan final, Indra selalu mempercayakan skuat terbaik turun ke lapangan sesuai hasil proses tersebut.

Sesuai proses, pemain yang unggul dalam T dan S, namun lemah dalam I dan P, terus diasuh, dibimbing dengan kemampuan empat kompetensinya, sehingga, pemain lemah I dan P dan memperbaiki diri. Mampu mengimbangi pemain yang T, I, P, dan S atau TIPSnya sudah mumpuni.

Sebagai contoh, raihan trofi terbaru, dari 23 pemain yang masuk skuat Timnas Indonesia U-19, saya catat hanya sekitar 8 pemain yang memiliki nilai rapor TIPS sesuai standar Timnas/sesuai KKM. Tetapi, setiap laga, 8 pemain yang selalu dipercaya turun gelanggang, mampu membimbing pemain yang masih rendah I dan P.

Prestasi tidak instan

Atas kompetensi Indra Sjafri yang selalu diasah, Indra Sjafri berhasil meraih empat kemenangan dari lima partai puncak. Teranyar membawa Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2024 setelah menyingkirkan Thailand U-19 0-1.

Dalam laga final itu, sejatinya Thailand U-19 lebih mendominasi. Tetapi strategi dan taktik Indra Sjafri didukung oleh penjaga gawang dan para pemain belakang yang cerdas TIPS, Thailand tidak mampu menembus dan kalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline