Irak tidak sesulit Uzbekistan. Tetapi beberapa pemain Garuda Muda, mempersulit diri sendiri untuk meraih kemenangan.
(Supartono JW.04052024)
Setelah melampau ekspetasi. Di luar dugaan mampu melaju hingga babak semi final. Lalu, kalah. Dalam perebutan tempat ketiga pun kalah. Tetap membuat bukan hanya publik sepak bola nasional, tetapi Asia Tenggara, Asia, hingga dunia, ikutan euforia atas kegemilangan Timnas Indonesia U-23 sebagai debutan di Piala Asia U-23 2024 yang mampu duduk di peringkat empat.
Apresiasi tinggi
Kendati, mimpi lolos ke Olimpiade Paris masih tertunda, capaian penggawa Garuda Muda asuhan Shin Tae-yong (STy) di Piala Asia U-23 2024, bukan hanya diguyur APRESIASI TINGGI dalam bentuk rupiah oleh segerombol pengusaha, tetapi juga acungan jempol dari jutaan jempol rakyat Indonesia. Bahkan publik sepak bola Asia Tenggara mau pun dunia.
Pasalnya, tampil sebagai debutan, Garuda Muda mampu mencuri perhatian dunia dengan menyingkirkan tim kelas dunia Korea Selatan dan Australia. Menggebuk Yordania. Hanya kebobolan dua gol saat dibekuk Uzbekistan di babak semi final. Dan, kalah 1-2 dari Irak di perebutan juara 3.
Garuda Muda pun mendapatkan simpati dunia karena "dicurangi wasit utama dan wasit VAR" saat meladeni Qatar di laga perdana fase grup. Lalu, "dicurangi lagi oleh wasit utama dan wasit VAR" di babak semi final melawan Uzbekistan.
Kalah oleh diri sendiri
Atas kondisi itu, sebelum laga perebutan juara ketiga, saya pun menulis quote dalam pengantar artikel saya:
"Ada kesan TSM untuk singkirkan Indonesia, bahkan hingga laga perebutan juara tiga Piala Asia U-23. Ada fakta, pemain Indonesia seperti tidak disentuh pikiran dan hatinya, sebab tercatat ada bukti data yang dibuat panitia dan yang kita saksikan dalam setiap laga. Sehingga dalam laga perebutan juara tiga, lawan Indonesia yang sebenarnya adalah panitia, wasit, Irak, dan diri sendiri."
(Supartono JW.01052024)