Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

1445 H (25) Mencintai dan Rasa Memiliki yang Fakta dan Drama

Diperbarui: 4 April 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW


Selain Pemilik langit, bumi, dan seluruh alam, pikiran dan hati nurani manusia terkaitlah, yang tahu bahwa dalam mencintai dan merasa memiliki terhadap "sesuatu", baik perkara akhirat dan dunia, fakta atau drama.

(Supartono JW.04042024)

Sesuai pikiran dan hati nurani saya, dalam mencintai dan merasa memiliki sesuatu tentang perkara akhirat dan dunia, mana yang fakta dan mana yang drama, saya tahu.

Karenanya, di bulan yang penuh berkah dan ampunan, Ramadan 1445 Hijriah, artikel ke-25, saya mengingatkan dan mengajak diri saya sendiri untuk dapat mengubah rasa mencintai dan  rasa memiliki terhadap sesuatu baik perkara akhirat dan dunia yang masih dalam taraf drama, menjadi fakta. Selaras lisan dan perbuatannya dengan kenyataan.

Kekasih Allah

Seperti doa Ramadan hari ke-25 yang artinya:
"Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih mencintai para wali-Mu dan memusuhi musuh-musuh-Mu. Jadikanlah aku pengikut sunnah Nabi penutup-Mu. Wahai yang menjaga hati para nabi."

Sesuai KBBI, mencintai adalah menaruh kasih sayang kepada atau menyukai. Dengan begitu, orang yang mencintai, biasanya akan ada perasaan memiliki terhadap yang dicintai (Sense of belonging) secara positif, benar, dan baik.

Terkait mencintai para wali-Nya, sesuai dengan doa hari ke-25, selain nabi dan rasul, dalam Islam dikenal pula istilah waliyullah atau wali Allah. Dalam Al-Qur'an, waliyullah diartikan sebagai kekasih Allah SWT.

Mengutip buku Waliyullah Perspektif Al-Qur'an: Penafsiran Ibnu Taimiyah tentang Kekasih Allah oleh Badrudin, kata waliyullah merupakan gabungan dari kata "wali" dan "Allah". Lafaz "wali" adalah turunan dari kata "walyu" yang artinya dekat atau kedekatan.

"Wali" merupakan bentuk tunggal, sementara bentuk jamaknya yakni "awliya". Bentuk jamaknya inilah yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Jumu'ah ayat 6 dan memiliki arti para kekasih Allah SWT.

Dalam Surat Yunus ayat 62-63 dijelaskan pula bahwa, waliyullah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta tidak memiliki perasaan takut maupun sedih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline