Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Lucu-lucuan di Sepak Bola Indonesia

Diperbarui: 23 Desember 2023   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilistrasi Supartono JW

Sampai PSSI berusia 93 tahun,  ternyata tetap konsisten dengan kelucuannya dalam mengampu sepak bola Indonesia.

(Supartono JW.23122023)

Lucu itu, menggelikan hati, menimbulkan tertawa, jenaka. Mengapa saya menyebut sepak bola nasional dalam situasi lucu-lucuan, sebab apa yang dilakukan PSSI di beberapa pos penting tidak sesuai harapan.

Sudah begitu, diberikan masukan, kritik, dan saran pun tetap pura-pura buta, tuli, dan tetap bisu.

Karenanya ungkapan yang dapat menghibur diri adalah tertawa dan geli hati saja. Anggap ini sebagai lucu-lucuan, meski faktanya tidak lucu.

Sepakat

Seusai saya menulis artikel tentang "Lucu-Lucuan Nama Wadah Sepak Bola Akar Rumput di +62", di media ini (15/12/2023), baik secara tatap muka mau pun via media sosial, tidak ada satu individu mau pun kelompok penggiat sepak bola akar rumput, pegiat sepak bola nasional, dan publik pecinta sepak bola nasional yang menyangkal.

Bagaimana tidak lucu? Di usia 93 tahun PSSI, kemudian kini di saat Ketua Umum PSSI dijabat oleh sosok yang awalnya digadang menjadi penyelamat sepak bola Indonesia, hingga sejauh ini, memimpin PSSI, tidak nampak serius sama sekali mengelola sepak bola akar rumput yang faktanya sudah menjadi penyumbang pemain nasional.

Bagaimana tidak tambah menjadi benang kusut, nama-nama wadah sepak bola akar rumput Indonesia, hanya sekadar gaya-gayaan. Tidak pernah ada regulasi yang mengatur. Tidak ada standarisasinya, tidak ada akreditasinya, tidak ada kompetisi resminya yang sesuai regulasi, standar, dan akreditasi.

Bahkan, atas artikel yang saya tulis itu, ada sosok pegiat sepak bola nasional yang kemudian menambahkan fakta bahwa bukan hanya nama wadah sepak bola akar rumput yang lucu-lucuan, tetapi di semua lini sepak bola nasional.

Terkait sepak bola nasional yang lucu-lucuan ini, dapat diidentifikasi, di antaranya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline