Hidup mengalir seperti air, harus memberikan dampak kemaslahatan, manfaat, dan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga, saudara, kerabat, sahabat, teman, lingkungan kekeluargaan/ pendidikan/kerja/masyarakat/bangsa dan negara, juga alam. Tidak egois dan individulis, mementingkan diri sendiri.
(Supartono JW.01122023)
Apakah dalam kontestasi politik sekarang, ada skenario drama Pilpres 2024 yang mengalir seperti air? Rasanya mustahil, ya?
Ah, apa sih mengalir seperti air itu?
Konsisten berprestasi, kreatif, dan inovatif dengan 'moto' =kalimat, frasa, atau kata yang digunakan sebagai semboyan, pedoman, atau prinsip:
"Hidup mengalir seperti air."
Moto ini indah dan bijak. Namun, bila kita menyikapinya atau memahaminya dengan cara yang salah, "Hidup Mengalir seperti air" akan menjadikan diri kita dapat terpuruk tidak kreatif, tidak inovatif dan tidak memiliki prestasi apa-apa. Hidup hanya pasrah. Tidak berdaya.
Berikutnya, malas, tidak mau kerja keras, tidak berlatih, tidak mau melakukan ikhtiar yang optimal, tidak mau merebut kesempatan, bahkan ada kesempatan pun tidak diambil.
Padahal banyak orang yang sama menggunakan moto dalam hidupnya mengalir seperti air, tetapi tetap bekerja keras dan berusaha penuh determinasi demi mendapatkan sesuatu yang dituju, dicitakan, dengan penuh perjuangan.
Sifat air
Di antara sifat air, selalu menuju tempat yang lebih rendah. Ini bukan berarti dalam kehidupan ini, bila kita menggunakan moto "Hidup mengalir seperti air", yang kita pikirkan dan bayangkan adalah sesuatu yang lebih rendah.