Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Merawat Kepercayaan dengan Kejujuran

Diperbarui: 31 Juli 2023   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW

Kepercayaan ibarat nyawa. Bila nyawa hilang, kepercayaan pun melayang.

(Supartono JW.31072023)

Bila ada orang yang sampai memberikan hal yang sangat berharga bagi dirinya, lalu percaya memberikan yang berharga kepada orang yang disayang, dicintai, entah bentuk apa pun, maka orang yang disayang atau dicintai, wajib menjaga dan merawat kepercayaan itu.

(Supartono JW.31012023)

Bersyukurlah bila diri saya, diri kita, masih mendapat kepercayaan dari orang yang saya, kita sayang. Dari lingkungan keluarga, saudara, teman, sahabat, lingkungan masyarakat. Lingkungan perkumpulan/kekeluargaan di kegiatan sosial, olah raga dll. Lingkungan sekolah/kuliah. Lingkungan kerja, dan lainnya.

Sebab, kepercayaan ibarat nyawa. Bila nyawa hilang, kepercayaan pun melayang.

Dunia politik

Dalam dunia politik, kini di berbagai tempat, situasi, dan media massa, para aktor politik dengan kendaraan partainya sedang merintis kembali, agar mereka dapat dipercaya oleh rakyat di tahun 2024. Memperoleh amanah duduk dikursi kekuasaan.

Sayangnya, terkait urusan politik ini, banyak rakyat yang sudah hilang kepercayaan kepada beberpa partai politik, karena setelah diberikan amanah, kepercayaan, oleh rakyat, tetapi tidak amanah, tidak dapat dipercaya. 

Bahkan, panggung politik yang mereka perjuangkan untuk kepentingan dirinya, partainya, dinastinya, oligarkinya, dan tuannya, dengan menjual atas nama rakyat, faktanya janji-janji banyak yang tidak ditepati. Jauh panggang dari api. Tidak amanah. Malah banyak yang merusak kepercayaan rakyat dengan tindakan korupsi dan perbuatan tidak tahu diri, tidak berbudi. Tidak rendah hati.

Namun, atas kondisi rakyat yang memang seperti sengaja diciptakan tetap menderita dan penuh dengan ketidakadilan, serta pendidikan yang tertinggal, maka situasi rakyat yang masih belum terdidik dan miskin (pikiran dan hati), maka rakyat tidak dapat berbuat apa-apa, saat partai politik dan para aktornya main uang dan barang demi memikat pikiran dan hati rakyat jelata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline