Yang hebat, biasanya akan selalu mengatakan: masih belajar. Tetapi yang benar-benar masih belajar, dengan merasa pintar, mengaku hebat.
(Drs. Supartono, M.Pd. / Supartono JW.04072023)
Sejak awal dilahirkan 10 Juni 1998. Lalu, dalam pendidikan, pelatihan, dan pembinaan tahun ajaran 1998/1999, siswa yang mendaftar tidak kurang dari 150 anak. Ternyata dari 150 anak tersebut terkelompok dalam 6 kategori umur, usia dini dan muda. usia dini ada di kelompok U-8, U-10, dan U-12. Sementara, usia muda di kelompok U-14, U-16, dan U-18.
Dari hasil pendidikan, pelatihan, dan pembinaan selama satu tahun ajaran tersebut, 6 kelompok umur peserta didik SSB Sukmajaya dapat melakukan uji tanding secara resmi versus SSB Depok Jaya, asuhan Ronny Pattinasarany, di Stadion Merpati Depok Jaya, Kota Depok.
Sejak lahir, sebab menggunakan kata Sekolah dan Sepak Bola (SSB), maka SSB Sukmajaya juga sudah langsung mengadopsi pendidikan, pelatihan, dan pembinaan ala Akademi Ajax Amsterdam Belanda, dengan Kurikulum TIPS, disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, khususnya SSB Sukmajaya.
Menggunakan TIPS ala Ajax, pendiri dan pemilik SSB Sukmajaya pun bermimpi dapat sampai ke Amsterdam. Pada akhirnya mimpi itu terwujud pada tahun 2011, dapat mengunjungi Amsterdam. Namun, karena di Amsterdam tujuannya dalam rangka pekerjaan. Mimpi ke Akademi Ajax, tidak kesampaian. Tetapi dapat melihat dari kejauhan, Johan Cruyff Arena, Stadion yang menjadi home base Ajax di Johan Cruijff Boulevard 1, 1101 AX Amsterdam, Belanda.
Dengan TIPS ala Ajax, sejak tahun ajaran 1998/1999, SSB Sukmajaya sudah mengelurakan Surat Keterangan Rapor untuk Siswa, baik secara semester atau satu tahun ajaran. Nilai rapor, sesuai dengan Kurikulum TIPS=teknik, intelegensi, personality, dan speed.
Tanggungjawab sebuah sekolah
Sebagai sebuah sekolah tidak formal, yang mendidik, melatih, dan membina siswa dalam hal sepak bola, dengan Kurikulum TIPS, selain menyoal teknik dan speed dalam bermain bola, maka siswa pun dididik, dilatih, dan dibina dalam ranah intelgensi serta personality. Sehingga, siswa bukan hanya mendapatkan asupan materi teknik dan speed bermain bola saja. Namun, juga teknik dan speed dalam menghadapi kehidupan nyata di luar sepak bola.