Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Selebrasi Gol yang Cerdas, Benar dan Baik, Tentu Sesuai Laws of The Game

Diperbarui: 12 Juni 2023   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW

Siapa pun pesepak bola yang melakukan kreativitas dan inovasi selebrasi gol yang benar dan baik, dasarnya, memahami Laws of the Game 12. Pondasinya, cerdas intelegensi dan personality.

(Supartono JW.21052023)

Lanjutan Kompetisi Liga Fair Play (LFP) U-14 pekan ke-9 di helat pada Minggu, 21 Mei 2023. Catatan saya, di semua laga pekan ke-9 ini juga boleh disebut sebagai laga-laga yang sudah terkategori fair play. Namun, dari depalan laga yang tersaji dari pagi hingga sore hari itu, ada satu kisah yang wajib saya angkat dalam artikel ini.

Kisah itu adalah tentang selebrasi (merayakan) gol. Ternyata dari rangkaian delapan laga, ada salah satu pelatih yang memberikan hukuman mendidik bagi para pemain/siswanya. Pasalnya, saat merayakan ucapan syukur setelah timnya menciptakan gol ke gawang lawan, para pemain melakukan seleberasi yang berlebihan.

Tindakan melakukan seleberasi yang berlebihan, memang hal yang patut diberikan tindakan mendidik. Hal ini juga akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan personality seseorang. Karenanya, pelatih yang sama dengan guru dan sama dengan orang tua, memang wajib memberikan arahan pendidikan yang benar tentang bagaimana melakukan selebrasi merayakan  gol yang benar dan baik, tidak berlebihan. 

Bahkan, dapat menimbulkan memancing emosi lawan, ofisial lawan, hingga suporter lawan. Hal ini tentu, wajib dihindari, dan jangan sampai terjadi. Terlebih LFP adalah wadah kompetisi sepak bola akar rumput yang wajib memberikan teladan bagi sepak bola akar rumput pada umumnya di Indonesia.

Sejarah selebrasi gol

Ada yang mengatakan, harta paling berharga dalam sepak bola adalah selebrasi gol. Pernyataan tersebut, boleh-boleh saja. Tidak salah, tergantung sudut pandang kita memandang dari mana tentang selebrasi itu.

Wajib disadari bahwa sepak bola adalah  olah raga yang paling menghargai sebuah proses akan sebuah hasil akhir bernama gol. Berbeda dengan olahraga tim lainnya seperti bola basket yang cenderung memiliki skor banyak hingga puluhan bahkan ratusan, atau olah raga football lainnya yang populer di Amerika Serikat. 

Semuanya tak ada yang menyamai sepakbola dalam menghargai sebuah gol. Sebab sebuah gol sangat berharga, maka lahirlah budaya selebrasi merayakan gol. Sebuah laga yang berjalan 2 x 45 menit (bahkan lebih) terkadang tidak berbuah 1 gol pun di akhir laga. Maka, sepakbola adalah satu-satunya olah raga yang mampu memaklumi sebuah selebrasi di tengah jalannya pertandingan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline