Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Sarasehan Wadah Sepak Bola Akar Rumput Indonesia, Kapan?

Diperbarui: 10 Maret 2023   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Akibat Sarasehan Sepak Bola Nasional yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/3/2023), hingga kini publik sepak bola nasional masih terus membincang tentang langkah Erick Thohir yang belum genap satu bulan memimpin PSSI.

Selain hasil Sarasehan membuat beberapa pihak gerah, publik juga berpendapat, Klub itu siapa, ya? Voters yang memilih Erick menjadi Ketua PSSI?

Mengapa Sarasehan yang tujuannya disebut Erick demi prestasi Timnas, malah sama sekali tidak membahas akar masalah pondasi Timnas yang selama ini diabaikan, yaitu keberadaan wadah sepak bola akar rumput (usia dini dan muda).

Kini PSSI menjelang satu abad, kurang 7 tahun 1930-2023=93 tahun, tetapi, mengapa selama 93 tahun yang diurusi PSSI SEPAK BOLA DEWASA (Klub). Dari mana sepak bola dewasa, pondasi sebelum manusia dewasa terus tidak dianggap!

Bagaimana Erick mau Sarasehan SSB, ya? Ternyata, meski bicara prestasi Timnas, pemikiran dan wawasannya juga belum komprehensif, belum luas, menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal. Masih parsial, sepotong-potong, malah memprioritaskan membahas kompetisi Klub, naturalisasi, pemain asing, pemain lokal, demi tujuan terbentuk Timnas hebat.

Setali tiga uang, atas hasil Sarasehan itu, publik dan media massa juga hanya tergerus, menanggapi, dan mengkritik hasil sarasehan. Bukan, membahas mengapa sarasehan hanya membahas sepak bola orang dewasa?

Apa bedanya Erick dengan Ketua Umum sebelumnya, selama ini. Sebab, dia juga tetap tidak ada pemikiran ke arah pondasi sepak bola nasional, sepak bola akar rumput.

Publik dan media pun ikutan terjebak pada keputasan hasil sarasehan, menyoal.kompetisi Liga 2 tidak dilanjutkanlah. Wacana model kompetisi Liga 1 lah. Pembatasan pemain naturalisasi-lah, penambahan kuota pemain asing-lah.

Jujur, langkah Erick hanya.dalam dua pekan memimpin PSSI, seolah masih lanjutan dari syukuran dia terpilih menjadi Ketua Umum PSSI bersama para Voters yang masuk dalam gerbongnya.

Bila pada akhirnya, Erick mendapatkan kritikan tajam dari netizen di media sosial, menjadi wajar. Sebelum menjadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sempat berjanji akan melanjutkan kembali Liga 2 2022/2023.

Saya juga membaca Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) juga kecewa dengan keputusan tersebut. Menurut APPI, dihentikannya Liga 2 2022/2023 akan mengundang banyak masalah terkait kontrak kerja pemain dengan klub.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline