Hanya tersisa hitungan jam, detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI. Namun, polemik menyoal logo HUT RI ke-75 terus bergulir.
Entah kebetulan atau disengaja, bila dilihat dengan kasat mata, logo resmi HUT Kemerdekaan RI ke-75 yang mejeng di spanduk, memang seperti simbol dan lambang suatu agama. Itu jelas-jelas pasti dan benar adanya.
Entah kebetulan atau disengaja, bila logo tersebut pun ternyata bukan menggambarkan logo agama yang dimaksud yang sekarang resmi nempel, lalu menggambarkan salah satu agama yang lain, pasti akan menimbulkan polemik pula di tengah rakyat.
Namun, mengapa pemerintah sampai meloloskan dan sampai mengesahkan bahwa logo itu menjadi resmi. Di mana logikanya?
Bukannya pemerintah meredakan ketegangan, karena keberadaan Logo tersebut akhirnya menjadi polemik, apa ini memang rencana pemerintah membenturkan rakyat yang mendukung dan menjadi pengagum oligarki yang otoriter dengan rakyat Indonesia yang mayoritas.
Sungguh, di tengah persiapan perayaan HUT RI ke-75 yang faktanya kedaulatan rakyat juga terus diberangus, dibungkam, rakyat terus berada dalam lembah penderitaan dan kemiskinan serta ketidakadilan, kini Logo pun dijadikan alat untuk membenturkan rakyat.
Apa susahnya, menarik logo tersebut dan nyatakan Logo tersebut sudah tidak berlaku! Sebab, faktanya kini berbagai pihak di masing-masing daerah juga telah melakukan aksi protes dengan caranya masing-masing.
Di mana kepekaan rasa, empati, dan simpati, serta rasa peduli pemimpin negeri ini? Hingga masalah logo terus dibiarkan berlarut? Apa memang menunggu rakyat benar-benar marah dan bergerak sendiri-sendiri?
Lihat, di Aceh, bahkan rakyat dengan berani mengecat logo karena logo tidak mencerminkan Kebineka Tunggal iIkaan bila dilihat dengan kasat mata, karena ada susunan logo yang menggambarkan simbol agama tertentu!
Mengapa Pihak Istana sampai "ngeyel?" Ke mana Presiden kita melihat situasi yang sangat tak nyaman dan sangat rentan menyulut disintegrasi bangsa.
Bukannya malah pihak Istana ngeyel! Bagaimana tidak disebut ngeyel, lewat juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, malah menanggapi terkait video viral yang memperlihatkan spanduk logo HUT RI ke-75 dicat warga di Aceh lantaran dianggap mirip simbol suatu agama.