Ada apa di balik masalah STY-PSSI? Ternyata dalam beberapa hari ini, saya mendapatkan banyak pertanyaan tersebut, dan publik benar-benar ingin tahu kondisi dan awal mula kisahnya bagaimana.
Menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba menduga dengan analisis sederhana berikut ini.
Saya sendiri melihat, kasus Shin Tae-yong (STY) dan PSSI, sangat terbaca hanya sebagai alat untuk memperkeruh suasana PSSI dan persepak bolaan nasional.
Apa urgensinya kasus ini harus diangkat perihal negatifnya? Saya melihat, PSSI butuh kecepataan penanganan dan persiapan Timnas. STY butuh program berjalan dan aman dari pandemi corona. Itu kan titik awalnya? Kok, situasi pemberitaan jadi melebar-lebar? Coba, mari kita telusuri awal mulanya kasus STY-PSSI jadi booming.
Siapa sebenarnya yang memulai masalah antara STY dan PSSI ini? Jawabnya, jelas media olah raga nasional. Bila mau ditelusuri lagi, siapa media olah raga nasional yang pertama kali mengungkap masalah STY ini? Sebenarnya bisa saya sebut, dia lah yang saya duga sebagai sumber biang keladi awalnya kisruh STY-PSSI di Indonesia.
Sangat mudah, melacak media olah raga nasional yang pertama kali mengungkap masalah STY ini. Namun, pertanyaannya, mengapa media yang saya duga ini begitu "nyaman" memberitakan apa yang diungkap di media Korea Selatan, dan tak merasa beban saat langsung mengangkatnya menjadi berita nasional.
Apakah sebelum memberitakan kisah STY dari media Korea Selatan, media ini sudah melakukan klarifikasi kepada PSSI? Dari materi pemberitaan di awal kasus STY muncul, jelas media ini belum ada komunikasi dan klarifikasi kepada PSSI.
Lantas, saat berita STY yang masih dalam konteks sepihak, akhirnya meluncur deras sebagai informasi publik di Indonesia.
Akibatnya, tak pelak, berbagai media pun ikut dan tak mau ketinggalan mengangkat berita STY yang tetap masih belum ada klarifikasi.
PSSI pun akhirnya menjadi kebakaran jenggot. Dan, media berhasil menarik PSSI ke pusaran masalah yang sebenarnya tidak perlu menjadi santapan publik karena persoalan yang sebenarnya belum terkomunikasikan dengan baik.
Tetapi apa yang kemudian terjadi. Beberapa pihak di PSSI ikut terpancing saat media mencoba memancing. Jadilah, kisah STY yang sejatinya menurut saya dapat diselesaikan dengan tenang dan demokratis, malah sudah diulik negatif oleh media.