Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Mau Tak Normal, PSBB, Masa Transisi, New Normal, Masyarakat Tetap Normal-normal Saja

Diperbarui: 16 Juni 2020   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribunnews.com


Sebagian kalangan masyarakat Indonesia kini semakin skeptis, kurang percaya dan ragu atas upaya pemerintah pusat dan daerah yang sudah bicara masa transisi dan menuju masa new normal, setelah bergeser dari PSBB.Sikap skeptis masyarakat adalah, fakta bahwa kasus corona secara akumulatif terus meningkat, meski sudah ada penerapan aturan PSBB dan sejenisnya.

Saat peraturan PSBB diterapkan di beberapa daerah Indonesia, ternyata budaya bersosialisasi, berdesakan, dan berkerumun masyarakat tetap saja tak dapat dihilangkan, padahal jelas-jelas berbagai sosialisasi menyoal peraturan protokol kesehatan Covid-19 sudah disampaikan ke masyarakat.

Alhasil, banyak pihak menilai bahwa sejak PSBB diterapkan hingga sekarang ada daerah yang sudah masuk masa transisi new normal, situasinya sama saja masyarakat tetap berkerumun di tempat-tempat umum maupun tempat khusus.

Terlebih, kini banyak orang tua yang tambah kawatir, karena Kemendikbud sudah memastikan tahun ajaran baru akan dibuka pada 13 Juli, dengan tahap-tahap yang dirumuskan dan ada daerah yang nanti diperbolehkan dengan belajar normal/tatap muka.

Jadi, khusus di Indonesia sejak corona hadir, berbagai peraturan diterapkan, sikap sebagian masyarakat malah masih tetap normal,  bukan dalam model PSBB atau masa transisi.

Padahal pandemi virus corona atau Covid-19 nyata dan kini masih terus menyebar di hampir seluruh negara di dunia. Namun, karena berbagai "tekanan", beberapa negara kini mulai menerapkan new normal.

Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan terkait kondisi Covid-19 setiap negara di dunia. Salah satunya adalah Indonesia.

Dalam WHO Indonesia Situation Report yang diterbitkan 10 Juni 2020, salah satu poinnya menyebutkan mengenai new normal.

Dalam reportnya, WHO menyebut semua hal yang kini sedang disiapkan Indonesia.

Sebab, pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan protokol skenario new normal di berbagai lini. Tetapi kebijakan "rem darurat" akan diberlakukan untuk menghentikan pembukaan kembali jika implementasi protokol kesehatan gagal dan kasus-kasus muncul kembali.

Sementara untuk rencana new normal, WHO mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mengkaji rencana respons operasional provinsi untuk seluruh 34 provinsi, mendukung pemerintah dalam analisis data provinsi untuk menilai kriteria epidemiologis guna mengurangi pembatasan sosial skala besar (PSBB).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline